Pemerintah Belanda mengatakan hari Jumat (21/2) akan mengurangi produksi gas alam dari tambang gas terbesar di Eropa, dan akan menghentikan penambangannya sama sekali tahun 2022, karena seringnya terjadi gempa bumi yang merusak bangunan.
Penambangan gas dari lapangan Groningen akan diturunkan sampai tiga milyar meter kubik menjelang tahun 2021, sementara pemilik bangunan yang rusak akan mendapat ganti rugi dan bangunan lainnya diperkuat, kata pernyataan kabinet Belanda.
Tahun 2013 tambang itu menghasilkan 53,9 milyar meter kubik gas alam , tapi penduduk yang tinggal di kawasan Groningen sejak lama minta pada pemerintah untuk menutup tambang itu karena seringnya terjadi gempa bumi.
Penambangan gas alam secara besar-besaran telah mengakibatkan terjadinya ratusan gempa kecil, yang disebabkan runtuhnya lapisan tanah yang tadinya mengandung gas itu.
Lebih dari 900 rumah dan bangunan rusak di Groningen, sejak tahun 2011, yang memicu protes keras dari penduduk. Tahun lalu, kawasan itu dilanda lebih dari 80 gempa.
Pemerintah akan mengurangi penambangan gas itu dan menghentikannya secepat mungkin karena keselamatan warga di Groningen lebih penting, kata pernyataan kabinet.
Sementara itu, pemerintah juga akan mengajukan rancangan undang-undang yang akan mempercepat usaha penguatan gedung-gedung yang ada di Groningen, dengan mengurangi proses panjang untuk mendapat izin dengan sedikitnya dua bulan. [ii/pp]