Suriah pada Kamis (21/10) mengeksekusi mati 24 orang yang dituduh telah memicu kebakaran hutan tahun lalu. Kementerian Kehakiman Suriah mengatakan kebakaran hutan itu menewaskan tiga orang dan menghancurkan ribuan hektar hutan.
Eksekusi merupakan hal yang biasa terjadi di Suriah, negara yang sedang dilanda perang saudara ini, namun jumlah terpidana yang dihukum mati pada Kamis lebih banyak dari biasanya.
Konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun ini telah menewaskan ratusan ribu orang dan menelantarkan setengah dari seluruh penduduk di negara itu, termasuk diantaranya lima juta orang yang mengungsi ke negara-negara tetangga.
Kementerian Kehakiman menyebut 24 orang yang dieksekusi itu sebagai “penjahat yang melakukan serangan teroris yang menyebabkan kematian dan kerusakan infrastruktur dan properti publik.” Kementerian juga menyatakan bahwa 11 tersangka lain dalam kasus yang sama telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Sementara sembilan orang lainnya – termasuk diantaranya lima remaja – dijatuhi hukuman penjara yang bervariasi antara 10 hingga 12 tahun.
Kementerian Kehakiman Suriah mengatakan pada akhir tahun 2020, pihak berwenang telah menahan puluhan orang yang mengaku merencanakan kebakaran pada Agustus 2020. Sebulan kemudian mereka mulai melakukan pembakaran yang menimbulkan dampak pada 280 kota dan desa, dan merusak 370 rumah. Secara keseluruhan 24.000 hektar hutan dan perkebunan hancur akibat kebakaran itu.
Kebakaran hutan terjadi di beberapa negara di Timur Tengah pada Oktober 2020 di tengah gelombang panas yang tidak biasa pada tahun itu. Kebakaran hutan itu membuat Suriah sangat terpukul. Tiga orang tewas dalam kebakaran yang meluluhlantakkan kawasan hutan yang sangat luas, sebagian besar di daerah Latakia dan bagian tengah propinsi Homs.
Kota kelahiran Presiden Bashar Al Assad di Qardaha, Latakia, juga dilanda kebakaran hebat yang merusak sebuah bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai gudang perusahaan tembakau milik negara, yang sebagian runtuh. Assad melakukan lawatan yang jarang dilakukannya ke wilayah itu tak lama setelah kebakaran dapat dikendalikan. [em/lt]