Tautan-tautan Akses

Pidato di Kongres, Biden Bela Pemerintah dan Demokrasi


Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato di hadapan sidang gabungan Kongres, Rabu malam (28/4).
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato di hadapan sidang gabungan Kongres, Rabu malam (28/4).

Dalam pidato pertama dalam sidang gabungan Kongres Rabu malam (28/4), Presiden Joe Biden mengemukakan rencana pembukaan lapangan kerja dan infrastruktur yang ambisius, sambil menggambarkan bahwa pemerintah adalah sumber kekuatan baik. Pidato kenegaraan tahunan itu disampaikan dengan cara berbeda karena keharusan mematuhi protokol terkait COVID-19.

Suasananya masih meriah, tetapi karena pandemi virus corona, pidato kenegaraan Presiden Joe Biden di hadapan sidang gabungan Kongres hanya dihadiri oleh sekitar 200 orang, bukan 1.600 orang sebagaimana yang biasanya terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pesan utamanya kepada warga Amerika adalah demokrasi dan pemerintahan keduanya berhasil memenuhi kebutuhan rakyat Amerika.

“Kami sedang menggelar program vaksinasi. Kami menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan baru. Kami membuahkan hasil nyata yang dapat dilihat dan dirasakan orang-orang dalam kehidupan mereka. Membuka pintu harapan. Menjamin keadilan dan kesetaraan,” kata Biden.

Biden menyampaikan RUU Keluarga Amerika bernilai 1,8 triliun dolar untuk memperluas layanan pendidikan dan perawatan anak-anak, dengan mendanai sebagian program itu lewat peningkatan pajak pendapatan warga Amerika yang berpenghasilan sangat tinggi.

Ini di luar paket infrastruktur bernilai 2,3 triliun dolar yang diumumkannya Maret lalu. “RUU Lapangan Pekerjaan Amerika adalah cetak biru bagi para pekerja untuk membangun Amerika,” tukasnya.

Biden menyampaikan pidato pertamanya lebih lambat dibanding presiden Amerika pada umumnya. Bukan saja karena ia ingin memprioritaskan kampanye vaksinasi massal, tetapi juga karena alasan keamanan. Empat bulan lalu para pendukung presiden ketika itu Donald Trump, berupaya menggagalkan kemenangan Biden dengan menyerbu Kongres yang sedang mengesahkan kemenangannya. “Ini merupakan serangan terburuk terhadap demokrasi kita sejak Perang Saudara,” ujar Biden.

Biden kini menyampaikan agendanya pada seluruh warga Amerika, termasuk para pendukung Trump. Direktur Program Manajemen Politik di George Washington University Todd Belt mengatakan, “Biden mengemas kebijakan-kebijakan yang disampaikannya secara patriotik, siapa yang berani menentang hal seperti itu? Mengemas RUU infrastruktur sebagai American Jobs Plan dan berulangkali bicara soal lapangan pekerjaan. Lagi-lagi, siapa yang berani menentang hal-hal seperti itu?”

Wapres Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi bertepuk tangan di tengah pidato Presiden Joe Biden, Rabu malam (28/4).
Wapres Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi bertepuk tangan di tengah pidato Presiden Joe Biden, Rabu malam (28/4).

Biden menyampaikan kembali seruannya tentang legislasi kepemilikan senjata api. Dan di tengah lonjakan kedatangan migran di pintu perbatasan, Biden menyerukan Kongres untuk meloloskan RUU imigrasi yang diajukannya.

Terkait kebijakan luar negeri, Biden menyoroti penarikan mundur pasukan Amerika dari Afghanistan, ancaman nuklir dari Korea Utara dan Iran, dan penentangannya terhadap agresi Rusia. Ia mengingatkan bahwa Presiden China Xi Jinping “secara sungguh-sungguh” sedang berusaha mengubah China menjadi negara yang paling berpengaruh di dunia dan bahwa musuh-musuh Amerika sedang mengamati polarisasi dalam masyarakat Amerika.

“Mereka melihat foto atau video kerumunan massa yang menyerbu Kongres sebagai bukti pudarnya demokrasi Amerika. Tetapi mereka salah,” tegasnya.

Ibu Negara Jill Biden tidak membawa tamu untuk menyoroti agenda presiden sebagaimana biasanya terjadi. Namun ia secara virtual memperkenalkan mereka pada acara itu, termasuk seorang perawat imigran, seorang aktivis isu kendali senjata api, dan seorang remaja transgender.

Tim Scott, satu-satunya senator berkulit hitam di faksi Republik, menyampaikan tanggapan terhadap pidato Biden dan dia berusaha mengecilkan makna dari upaya pemerintahan Biden untuk mengatasi pandemi. “Berkat Operation Warp Speed dan pemerintahan Trump, negara kita kini dibanjiri vaksin-vaksin yang aman dan efektif.”

Untuk pertama kalinya dua perempuan duduk di belakang Presiden Joe Biden selama dia berpidato di Kongres – Wakil Presiden Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi, dua perempuan dalam urutan kedua dan ketiga dalam kepemimpinan Amerika dan dapat mengantikan Biden seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap diri Presiden. Hal itu merupakan sebuah tonggak bersejarah dalam politik Amerika. [em/jm]

XS
SM
MD
LG