Pemberontak dan pasukan pro-pemerintah saling tuding melakukan pelanggaran gencatan senjata di Yaman, namun gencatan senjata secara umum tampaknya bertahan pada hari Rabu (16/12).
Tuduhan-tuduhan itu mencakup pertempuran darat yang berlanjut, penembakan oleh para pemberontak Houthi dan serangan udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi yang telah mendukung pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi sejak Maret.
Gencatan senjata mulai berlaku Selasa (15/12) sementara perwakilan dari pemerintah dan pemberontak memulai pembicaraan yang disponsori PBB di Swiss.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut dimulainya perundingan itu dengan mengatakan bahwa itu merupakan satu-satunya cara untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung berbulan-bulan. Ia mendesak semua pihak untuk berusaha mencari penyelesaian permanen bagi konflik itu.
PM Yaman Khaled Bahah mengungkapkan harapan bagi negaranya setelah kesepakatan gencatan senjata selama sepekan mulai berlaku. Ia mengatakan, Yaman mengalami perbaikan setelah berlangsung pembicaraan di Jenewa, dengan menyebutkan bahwa situasi di Yaman lebih memberi harapan dibanding negara-negara lain di Timur Tengah yang mengalami kerusuhan, seperti Suriah dan Libya.
Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mengatakan, tujuan pembicaraan perdamaian di Jenewa adalah meratakan jalan agar bisa kembali ke transisi politik yang damai dan tertib. Konflik di Yaman telah menewaskan sekitar 5.700 orang. [ab]