Tautan-tautan Akses

Pilihan Olahraga dan Diet Ayah, Pengaruhi Kesehatan Anak


Kristin Stanford, Ohio University Wexner Medical Center. (Foto: VOA/videograb )
Kristin Stanford, Ohio University Wexner Medical Center. (Foto: VOA/videograb )

Banyak orang tahu bahwa kesehatan perempuan, termasuk kebiasaan berolahraga dan diet, dapat menimbulkan dampak kesehatan pada bayi yang dikandungnya. Banyak perempuan berupaya mengurangi kelebihan berat badan dan memeriksakan diri ke dokter untuk mengoptimalkan kesehatan mereka. Belum banyak yang diketahui tentang pilihan olahraga dan diet sang ayah, hingga baru-baru ini.

Matthew Hurt mengajar anak-anaknya untuk bermain baseball. Ia ingin mereka menikmati olahraga.

“Saya ingin ini menjadi kebiasaan alamiah mereka. Saya tidak ingin mereka merasa ini adalah suatu tugas. Saya ingin mereka bermain di luar rumah, menjadi aktif dan menikmati hidup.”

Sebuah penelitian di Wexner Medical Center, Universitas Ohio, mengkaji dampak kebiasaan berolahraga ayah pada keturunan mereka. Kristin Stanford, anggota Pusat Penelitian Diabetes dan Metabolisme di Ohio, memimpin penelitian tersebut. Hasilnya menunjukkan olahraga ringan sekali pun berdampak pada keturunan mereka.

“… ada peningkatan metabolisme pada keturunan mereka. Meningkatkan metabolisme glukosa, penurunan berat badan, dan sensitivitas insulin keturunan mereka,” kata Kristin.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan satu dari empat orang dewasa di seluruh dunia sangat tidak aktif. Ini meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kanker dan diabetes.

Tidak suka berolahraga dan aktif di luar rumah juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi.

Penelitian Universitas Ohio itu dilakukan pada tikus-tikus. Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah dampak yang dialami tikus, juga dialami manusia.

“Gagasannya adalah jika sang ayah ingin memiliki anak, jika mereka suka berolahraga – mungkin satu bulan menjadi proses pembuahan – maka akan menimbulkan dampak sangat dramatis pada kehidupan anak mereka,” imbuhnya.

Kristin Stanford, Ohio University Wexner Medical Center. (Foto: VOA/videograb )
Kristin Stanford, Ohio University Wexner Medical Center. (Foto: VOA/videograb )

Para peneliti juga mendapati bahwa olahraga, dengan diet yang buruk sekali pun, akan membantu proses pembuahan.

Tikus-tikus yang menjalani diet tinggi lemak mengalami masalah kesehatan negatif, seperti obesitas dan resistensi insulin, tetapi dampak-dampak itu tidak ditemukan ketika tikus yang menjalani diet tinggi lemak itu dipaksa aktif atau dengan kata lain “berolahraga.”

“Diet tinggi lemak, dimana dalam kasus percobaan kami dilakukan selama tiga minggu, mengubah profil tikus-tikus. Tetapi olahraga mengembalikan profil mereka,” imbuh Kristin.

Masih lebih banyak upaya harus dilakukan untuk mengetahui apakah hal yang sama dapat diterapkan pada manusia. Tetapi dalam penelitian atas tikus-tikus ini, olahraga pada tikus jantan merupakan kunci penting bagi kesehatan keturunan mereka. [em]

XS
SM
MD
LG