Wakil UNICEF di Burundi yang akan segera mengakhiri masa tugasnya mengatakan serangan pekan lalu terhadap sebuah sekolah di ibukota, Bujumbura, merupakan tragedi yang tidak masuk akal.
Pada hari terakhir masa tugasnya, Johannes Wedenig mengatakan kepada VOA hari Sabtu (20/6) bahwa serangan granat terhadap sekolah Day of the African Child, yang melukai seorang remaja lelaki berusia 15 tahun, “merupakan serangan menyedihkan terhadap sebuah tempat yang seharusnya aman bagi setiap anak.”
UNICEF menyatakan kerusuhan politik yang sedang terjadi di Burundi tidak boleh menghalangi perlindungan terhadap anak-anak, yang “telah tewas, ditahan, dan terus menghadapi risiko sangat besar.”
Juga Sabtu, sumber-sumber keamanan menyatakan 11 polisi Burundi luka-luka dalam serangkaian serangan granat terhadap kantor-kantor polisi di berbagai penjuru Bujumbura.
Seorang pejabat polisi menyatakan serangan-serangan itu dilakukan para demonstran yang menentang upaya kontroversial Presiden Pierre Nkurunziza untuk menduduki masa jabatan ke-tiga.