Presiden Shell Oil Co mengatakan pengeboran eksplorasi di lepas pantai barat laut Alaska akan berjalan dengan baik, meskipun badai pekan lalu menyebabkan perusahaan tersebut menghentikan operasi selama beberapa hari.
Dalam sebuah wawancara hari Selasa (1/9) dengan The Associated Press, Marvin Odum mengatakan ia memperkirakan protes terhadap rencana perusahaan untuk pengeboran di wilayah Arktik akan masih berlangsung seperti protes yang berlangsung di Seattle dan Portland di mana aktivis dengan menggunakan kayak mencoba untuk memblokir kapal Shell.
Pengeboran lepas pantai Arktik ditentang keras oleh kelompok-kelompok pemerhati lingkungan, yang mengatakan tumpahan minyak tidak dapat dibersihkan di perairan dengan gumpalan es tersebut dan aktivitas industri akan membahayakan beruang kutub, walrus dan singa laut sudah dirugikan karena berkurangnya luas wilayah lautan es.
Di Seattle, Shell menghadapi protes yang dilakukan di atas air oleh "kayaktivists," atau aktivis yang menggunakan kayak untuk melakukan protes mereka, yang marah karena perusahaan itu meletakkan peralatan mereka di kota tersebut. Di Portland, Oregon, kelompok Greenpeace AS melakukan aksi unjuk rasa dengan bergelantungan di atas jembatan St Johns untuk memblokir keberangkatan sebuah kapal milik perusahaan Shell, menuju ke Kutub Utara.
"Saya pikir asumsi yang tepat adalah, (protes-protes) ini tidak akan berhenti," kata Odum. "Kami melihat hanya sedikit penolakan publik ketika kami berada di Pacific Northwest."
Odum mengatakan dia "110 persen siap" untuk bekerja dengan orang-orang yang ingin mencari cara untuk memperbaiki cara pengeboran.
"Saya memang tidak suka dengan orang-orang yang menentang dengan menggunakan cara ilegal atau membahayakan keselamatan diri sendiri atau siapa pun yang terkait dengan operasi ini," katanya.
Odum mengatakan sumur pertama di lepas pantai barat laut Alaska menunjukkan kemajuan yang baik.
"Kita tidak bisa beroperasi selama beberapa hari pada minggu terakhir karena cuaca," katanya. "Sekarang masalahnya sudah selesai dan sepertinya kita sudah mengalami cuaca baik."
Presiden Barack Obama minggu ini berada di Alaska menggalang dukungan untuk langkah-langkah memerangi perubahan iklim, seperti pembatasan emisi karbon.
Odum tinggal di Hotel Captain Cook, hotel tempat presiden Obama menginap selama di Alaska.
Walaupun pemerhati lingkungan memuji presiden untuk membatasi gas rumah kaca, mereka juga mengecamnya untuk pemberian izin pengeboran di Laut Chukchi untuk Shell untuk pertama kalinya dalam 24 tahun.
Badan Survei Geologi AS memperkirakan laut Chukchi dan Beaufort memiliki sekitar 26 miliar barel minyak.
Minyak akan tetap dibutuhkan ketika Amerika Serikat sedang berada dalam masa transisi untuk energi terbarukan, kata Odum.
"Minyak tetap dibutuhkan untuk waktu yang lama," kata Odum. "Mari kita benar-benar memperhatikan pengembangan sumber daya kita sendiri, mengontrol bagaimana hal itu dilakukan dan mendapatkan semua manfaat darinya."
Shell dalam dua tahun eksplorasi pengeboran minyak dan pengelolaan enam sumur berharap bisa menyatakan telah menemukan reservoar minyak yang banyak. Jika ditemukan, Shell bisa mengajukan permohonan izin produksi dan memindahkan minyak melalui pipa bawah laut ke pantai Alaska dan kemudian melalui darat melewati Alaska utara ke pipa trans-Alaska. Hal ini bisa memakan waktu lebih dari satu dekade.
Odum yakin bahwa eksplorasi tersebut dapat dilakukan secara aman, dan menjadikan faktor keselamatan sebagai hal terpenting yang diperhatikan dalam penyelesaian eksplorasi sumur minyak ini.
Shell beroperasi di bawah peraturan Arktik yang diberlakukan secara ketat setelah bencana Deepwater Horizon di Teluk Meksiko. Pengeboran lepas pantai Arktik telah dimejahijaukan oleh pihak pengeboran lawan, kata Odum.
"Semua pengawasan, bersama dengan kajian internal Shell sendiri, telah mempertimbangan keselamatan. Ini merupakan kepentingan terbaik perusahaan. Kita tidak boleh memiliki masalah di sini," kata Odum.
