PM baru Maroko bertekad tidak ingin mengulangi kegagalan yang dialami pendahulunya. Tidak lama setelah memangku jabatan, ia mulai melangsungkan perundingan dengan saingan-saingan politiknya untuk membangun pemerintahandan mengakhiri krisis yang mengancam ekonomi dan kestabilan Maroko.
Penunjukkan Saad Eddine El Othmani sebagai perdana menteri, setelah intervensi politik yang mengejutkan dari Raja Maroko Mohammed VI, telah membangkitkan harapan akan adanya solusi bagi kebuntuan politik yang telah berlangsung lima bulan di negara tersebut.
Othmani telah menunjukkan gaya pemerintahan berbeda dari pendahulunya Abdelilah Benkirane, yang kesulitan membentuk pemerintahan koalisi setelah partai Islamis moderat PJD memenangkan pemilu parlemen Oktober lalu. Benkirane menolak untuk berunding, dan bahkan menjauhkan diri dari saingannya. Raja Maroko memecatnya pekan lalu dan menunjuk Othmani sebagai penggantinya.
Othmani, yang berusia 61 tahun, adalah orang nomor 2 di PJD atau Partai Keadilan dan Pembangunan. Ia mengatakan kepada Associated Press, ia akan bertemu semua partai politik yang memiliki wakil di parlemen dan memutuskan akan membangun aliansi berdasarkan pertemuan-pertemuan itu.
Kebuntuan politik telah membuat Maroko, yang merupakan sekutu dekat AS dan Eropa, gagal menyepakati anggaran negara tahun 2017. Persoalan ini juga menimbulkan ketidakpastian politik di negara yang terkenal stabil secara politik setelah terjadinya gelombang revolusi Arab di kawasan itu. [ab/as]