Perdana Menteri India Manmohan Singh dan perdana menteri China Li Keqiang yang tengah berkunjung ke India, membicarakan perdagangan, kestabilan regional, dan sengketa perbatasan sementara Perdana Menteri Li Keqiang melanjutkan lawatan pertamanya ke luar negeri sejak mulai memegang jabatan.
Singh dan Li bertemu hari Senin (20/5) di New Delhi untuk membahas berbagai isu, termasuk sengketa lama perbatasan di Himalaya Barat dan ketidakseimbangan perdagangan yang lebih banyak menguntungkan China.
Pada konferensi pers bersama, Li mengatakan kedua negara memiliki kesamaan kepentingan yang lebih banyak daripada perbedaan pendapat. Singh mengatakan kedua pihak harus bekerjasama untuk memperkuat rasa saling percaya agar terjalin kerjasama yang lebih besar.
Kedua pemimpin menandatangani delapan perjanjian yang tidak begitu penting, tetapi mereka mengemukakan tentang makna penting pertemuan mereka.
Keamanan di ibukota India ketat, sementara para aktivis Tibet dan pendukung oposisi melakukan protes di kota itu.
Li Keqiang yang tiba di New Delhi hari Minggu (19/5), menyatakan harapannya agar kunjungannya ke India akan dapat membangun kepercayaan dan kerja sama antara kedua negara yang berpenduduk paling besar di dunia itu.
Lawatan tiga hari Li berlangsung kurang dari dua pekan setelah diakhirinya konfrontasi militer secara damai atas wilayah seluas puluhan ribu kilometer persegi di kawasan sengketa Ladakh, Himalaya barat yang disengketakan.
China dan India tidak pernah menyelesaikan masalah perbatasan mereka di sana, dan ketegangan baru mereda ketika kedua pihak memulihkan status quo.
Kedua pemimpin itu juga membicarakan cara-cara untuk menyeimbangkan defisit perdagangan India dengan China, yang mengekspor listrik dan teknologi telekomunikasi ke India.
China mengatakan penempatan India sebagai negara pertama dalam acara kunjungan perdana menteri baru itu menunjukkan pentingnya hubungan antara kedua negara bagi Beijing .
Singh dan Li bertemu hari Senin (20/5) di New Delhi untuk membahas berbagai isu, termasuk sengketa lama perbatasan di Himalaya Barat dan ketidakseimbangan perdagangan yang lebih banyak menguntungkan China.
Pada konferensi pers bersama, Li mengatakan kedua negara memiliki kesamaan kepentingan yang lebih banyak daripada perbedaan pendapat. Singh mengatakan kedua pihak harus bekerjasama untuk memperkuat rasa saling percaya agar terjalin kerjasama yang lebih besar.
Kedua pemimpin menandatangani delapan perjanjian yang tidak begitu penting, tetapi mereka mengemukakan tentang makna penting pertemuan mereka.
Keamanan di ibukota India ketat, sementara para aktivis Tibet dan pendukung oposisi melakukan protes di kota itu.
Li Keqiang yang tiba di New Delhi hari Minggu (19/5), menyatakan harapannya agar kunjungannya ke India akan dapat membangun kepercayaan dan kerja sama antara kedua negara yang berpenduduk paling besar di dunia itu.
Lawatan tiga hari Li berlangsung kurang dari dua pekan setelah diakhirinya konfrontasi militer secara damai atas wilayah seluas puluhan ribu kilometer persegi di kawasan sengketa Ladakh, Himalaya barat yang disengketakan.
China dan India tidak pernah menyelesaikan masalah perbatasan mereka di sana, dan ketegangan baru mereda ketika kedua pihak memulihkan status quo.
Kedua pemimpin itu juga membicarakan cara-cara untuk menyeimbangkan defisit perdagangan India dengan China, yang mengekspor listrik dan teknologi telekomunikasi ke India.
China mengatakan penempatan India sebagai negara pertama dalam acara kunjungan perdana menteri baru itu menunjukkan pentingnya hubungan antara kedua negara bagi Beijing .