Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, menyatakan pada Minggu (3/11) bahwa Eropa harus mempertimbangkan kembali dukungannya untuk Ukraina jika Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat. Menurut Orban, benua itu "tidak akan mampu menanggung beban perang sendirian."
Orban menentang bantuan militer untuk Ukraina, dan berpendapat bahwa Trump akan memiliki pandangan serupa, yang menurutnya akan berusaha mencapai solusi damai bagi Ukraina.
Orban mendukung mantan presiden Trump, kandidat Partai Republik, untuk mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam pemilihan umum Amerika Serikat pada Selasa (5/11).
“Kita di Eropa harus memahami bahwa jika Amerika memiliki presiden yang pro-perdamaian—dan saya percaya demikian, berdasarkan analisis saya—jika harapan kita terwujud dan Amerika berpihak pada perdamaian, maka Eropa tidak bisa tetap bersikap pro-perang,” kata Orban.
Orban menyebut bahwa Ukraina akan menjadi agenda utama saat para pemimpin Eropa berkumpul di Budapest minggu depan, merujuk pada pertemuan Komunitas Politik Eropa serta pertemuan informal para pemimpin Uni Eropa yang dijadwalkan akan berlangsung.
"Eropa tidak bisa memikul beban [perang] sendirian, dan jika Amerika mengubah haluannya ke arah perdamaian, kita juga harus menyesuaikan diri, dan itulah yang akan kami diskusikan di Budapest," ujar Orban.
Eropa khawatir atas dampak hasil pemilu Amerika Serikat terhadap perang di Ukraina dan stabilitas keamanan benua tersebut.
Orban membuat Brussels geram karena hubungannya yang erat dengan Rusia dan penolakannya untuk mengucurkan bantuan untuk Ukraina.
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, menyatakan pada Juli bahwa pemerintah Hongaria menganggap Trump sebagai "peluang untuk mencapai perdamaian" di Ukraina. [ah/rs]
Forum