Modi, yang sedang melakukan lawatan ke empat negara Afrika untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan benua itu, kemudian pergi ke bagian timur propinsi KwaZulu-Natal, kediaman bagi sebagian besar warga Afrika Selatan keturunan India yang berjumlah sekitar 1,3 juta jiwa.
Tahun 1893 Gandhi diturunkan dari kereta api di ibukota propinsi Pietermaritzburg karena menolak meninggalkan gerbong kereta api untuk warga kelas satu. Gandhi menggambarkan insiden itu sebagai penghinaan, dan mendorongnya melawan pemisahan berdasarkan ras dan berbagai bentuk ketidakadilan lain di Afrika Selatan dan juga di India, yang ketika itu masih berada di bawah Inggris.
Modi mengatakan pada komunitas diaspora yang berkumpul di Johannesburg hari Jum’at (8/7) bahwa Gandi “membuat konsep” politik perlawanannya di Afrika Selatan. Ia menyebut negara itu sebagai “tempat kelahiran Satyagraha” yaitu kebijakan untuk berjuang tanpa aksi kekerasan yang mendorong kemerdekaan India dari Inggris tahun 1947.
Modi bersama Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menyampaikan penghormatan pada apa yang disebut Zuma sebagai “dua tokoh pembebasan,” yaitu Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela. Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan pada tahun 1994.
Jadwal lawatan Modi yang mencakup kunjungan ke Mozambik, Tanzania dan Kenya dipandang sebagai misi untuk meningkatkan kinerja ekonomi India di Afrika, di mana China juga sedang meningkatkan perannya dalam bidang perdagangan.
China mengatakan perdagangannya dengan Afrika meningkat sepuluh kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir ini, bahkan tahun lalu hampir mencapai 300 milyar dolar. [em]