PM Israel Naftali Bennet telah dites positif terjangkit COVID-19, kata kantornya hari Senin (28/3), setelah ia bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Bennet, yang bertemu Blinken hari Minggu (27/3) di sela-sela “pertemuan puncak bersejarah” Israel dan para diplomat Arab, “merasa baik-baik saja dan akan melanjutkan jadwalnya sesuai rencana dari kediamannya,” kata pernyataan dari kantornya.
Juga hari Minggu, Bennet mengunjungi kota Hadera, Israel Utara, setelah orang-orang bersenjata menembak mati dua polisi dalam serangan yang diklaim kelompok jihadis ISIS.
Polisi mengatakan dua orang bersenjata, warga Arab Israel yang diidentifikasi intelijen Israel sebagai agen ISIS lokal, dibunuh oleh para polisi kontraterorisme yang kebetulan berada di dekat lokasi kejadian.
Kantor Bennet mengatakan bahwa pada hari Senin (28/3) perdana menteri “akan mengadakan penilaian situasi setelah serangan yang terjadi tadi malam dengan” menteri pertahanan, menteri keamanan masyarakat, kepala staf angkatan bersenjata dan para pejabat lainnya.
Foto-foto yang diterbitkan media Israel setelah lawatannya ke Hadera, di mana ia juga diberi pengarahan oleh polisi mengenai serangan itu, memperlihatkan Bennet mengenakan masker.
Tetapi perdana menteri tidak mengenakan masker dalam konferensi pers bersama dengan Blinken pada hari Minggu.
Seorang juru bicara Blinken mengatakan menteri luar negeri AS itu akan melakukan tes COVID karena pertemuannya dengan Bennet.
Blinken berada di Israel untuk menghadiri pertemuan penting dengan para pejabat dari Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko, negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi itu pada tahun 2020.
Sejawatnya dari Mesir juga dijadwalkan bergabung dengan kelompok itu yang bertemu hari Senin di gurun Negev.
Pembicaraan berlangsung di tengah-tengah meningkatnya kekhawatiran regional bahwa suatu kesepakatan akan segera dicapai Washington dengan Iran untuk memulihkan perjanjian nuklir 2015.
Israel dan sebagian besar negara Arab Teluk skeptis mengenai kesepakatan yang dihidupkan kembali dengan Teheran, yang dianggap negara Yahudi sebagai ancaman terhadap eksistensinya.
Pertemuan Negev juga berlangsung sementara AS dan sekutu-sekutu Eropa menyatakan cukup frustrasi bahwa negara-negara Timur Tengah pada umumnya tidak menunjukkan dukungan kuat atas berbagai upaya untuk mendukung Ukraina setelah invasi Rusia atau menjauhkan diri mereka dari Moskow.
Pada Minggu malam, setelah bertemu Bennet, Blinken mengunjungi Tepi Barat yang diduduki Israel untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Palestina Mahmud Abbas. [uh/ab]