Anggota-anggota Partai Likud yang berkuasa di Israel hari Kamis (26/12) melakukan pemungutan suara untuk memilih pemimpin partai yang baru. Meskipun ada tiga tuduhan korupsi terhadapnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diperkirakan akan mengalahkan penantangnya, Gideon Saar.
Gideon Saar yang berusia 53 tahun adalah anggota parlemen yang populer dari Partai Likud dan mantan menteri kabinet. Ia dinilai lebih keras dibanding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tetapi lebih bisa menahan diri. Saar menikah dengan salah satu pembawa acara televisi yang paling terkenal di Israel.
Baru-baru ini Saar menantang Netanyahu, memprediksi peluang yang lebih baik baginya untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
“Saya kira saya akan mampu membentuk pemerintahan dan saya akan mampu menyatukan negara dan bangsa ini,” kata Saar.
Badai musim dingin yang menyapu Israel membuat tingkat partisipasi politik rendah. Sebagian besar analis memperkirakan Netanyahu, yang masih populer di partai itu, akan menang.
Tetapi analis Ofer Kenig dari Israel Democracy Institute mengatakan pada Radio Israel bahwa Saar adalah penantang yang serius.
“Sebagian anggota Partai likud dan tentunya para pemilih partai itu merasa sudah muak dengan Netanyahu, dan mengajukan dirinya sendiri sebagai penerus tampaknya dapat memberi Saar banyak keuntungan di antara para anggota partai yang menentang Netayahu,” ulasnya.
Hanya beberapa jam sebelum pemungutan suara dalam pemilihan pendahuluan Partai Likud dimulai, warga Palestina di Gaza meluncurkan sebuah roket ke kota Ashkelon di bagian selatan Israel. Ketika roket meluncur, Netanyahu sedang menyampaikan pidato kampanye.
Kata-kata “Tzeva Adom” yang berarti “peringatan waspada” bahwa sebuah roket telah diluncurkan. Roket itu ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel dan Netanyahu – perdana menteri yang paling lama menjabat dalam sejarah Israel – kembali melanjutkan pidatonya.
Jaksa Agung Israel bulan lalu menuntut Netanyahu dengan tuduhan suap, penipuan, dan melanggar kepercayaan.
Israel juga sedang bersiap melangsungkan pemilu ketiga dalam satu tahun ini, setelah Netanyahu dan mantan kepala stafnya, Benny Gantz, tidak berhasil membentuk pemerintahan mayoritas.
Kalau pun Netanyahu bisa bertahan seperti yang diperkirakan, belum jelas apakah ia dapat memenangkan pemilu tahun 2020. (em/ii)