PM Jepang Shinzo Abe secara resmi membubarkan majelis rendah parlemen negara itu, Kamis (28/9).
Langkah itu diambil hanya tiga hari setelah Abe secara mengejutkan mengumumkan akan menyelenggarakan pemilu nasional tanggal 22 Oktober-- atau lebih awal dari semestinya.
PM itu berusaha memanfaatkan tingkat dukungan rakyat yang sedang meningkat terhadap dirinya di tengah-tengah krisis Korea Utara. Kemenangan dalam pemilu baru akan memungkinkan Abe mempertahankan kekuasaan hingga setidaknya tahun 2021.
Namun, Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa – atau partainya Abe – sedang menghadapi tantangan kuat yang tak terduga dari Partai Harapan, partai baru yang dibentuk Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan baru secara resmi diperkenalkan ke publik, Rabu (28/9).
Partai Harapan berhasil merekrut sejumlah legislator dari LDP dan partai oposisi utama, Partai Demokratik Jepang. Meski dinilai banyak kalangan berpotensi menjadi PM Jepang di masa depan, Koike mengatakan, ia tidak akan bersaing memperebutkan kursi di parlemen. [ab/uh]