Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menunjukkan nada yang lebih lunak dengan Rusia pada acara unjuk rasa tahunan hari Kamis (7/2) untuk menuntut dikembalikannya pulau-pulau kecil di utara yang diklaim oleh kedua negara.
Pemimpin konservatif itu tidak secara gamblang menuntut kedaulatan atas pulau-pulau Kuril Selatan, sebuah isu yang telah menghalangi negara berekonomi kuat di Asia itu menandatangani perjanjian perdamaian resmi dengan Moskow sejak Perang Dunia II.
Perdana Menteri Abe justru bertekad akan fokus pada penyelesaian perjanjian damai resmi dengan Rusia, setelah dia bertemu dengan Presiden Vladimir Putin 25 kali, yang terakhir pada bulan lalu.
Abe berbicara pada unjuk rasa itu setiap tahun, tetapi dengan nada yang relatif lebih lunak pada hari Kamis. [lt]