Pemerintah Kamboja mengumumkan akan melakukan penggerebekan terhadap para perempuan pedagang online yang berpakaian “terlalu seksi”. Langkah pemerintah itu dikecam oleh organisasi-organisasi HAM sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Dalam pidatonya minggu ini di Dewan Nasional untuk Perempuan, Perdana Menteri Hun Sen mengatakan, perempuan pedagang online itu mengancam kebudayaan Kamboja karena berpakaian terlalu terbuka dan akan memerintahkan polisi untuk mendatangi tempat tinggal mereka dan mendidik mereka.
“Gerebek mereka” katanya, menggunakan istilah bermakna ganda yang juga dapat diartikan sebagai penahanan. “Ini tidak melanggar hak asasi mereka karena mereka telah menyebabkan hancurnya kebudayaan Kamboja”.
Sejumlah video amatir yang dimuat di Facebook dan media sosial lainnya menampilkan perempuan pedagang online yang menjual berbagai produk termasuk aksesoris, rias wajah dan pakaian. Sejumlah perempuan pedagang itu mengenakan busana dengan belahan dada yang rendah.
Tujuh organisasi hak perempuan, termasuk Pusat HAM Kamboja dan Bantuan Aksi Kamboja, mengecam pengawasan itu melalui sebuah surat terbuka yang dipublikasikan pada hari Rabu.
Perdana Menteri Hun Sen telah memberikan intruksi kepada pihak berwenang termasuk Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Pos dan Telekomunikasi, untuk mendidik para perempuan pedagang berpakaian seksi dan mengambil tindakan jika mereka tetap mengenakan busana yang serba terbuka. “Anda menjual produk, bukan buah dada Anda,” katanya. [lj/ab]