Negara kecil Singapura berjarak lebih dari 8.000 kilometer dari Kyiv, tetapi peristiwa yang terjadi di Ukraina tampak besar bagi Indo-Pasifik, kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam kunjungan pertamanya di Gedung Putih.
Lee menegaskan kembali dukungan kuat negaranya terhadap Ukraina karena, katanya, apa yang terjadi di Eropa bergema di seluruh dunia.
Presiden Amerika Joe Biden, yang menghabiskan sebagian besar pekan lalu di Eropa untuk menopang aliansi itu, menggarisbawahi pentingnya persatuan global untuk melawan agresi Rusia.
Lee adalah pemimpin pertama dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang mengunjungi Gedung Putih selama pemerintahan Biden. Pada hari Senin, ia bertemu dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Analis Zack Cooper dari American Enterprise Institute mengatakan Singapura, yang hanya berpenduduk 5 juta jiwa tetapi merupakan kekuatan ekonomi utama di Asia Tenggara, pasti menghargai pertemuan tingkat tinggi dengan ekonomi terbesar dunia (Amerika) ini.
“Saya pikir untuk Singapura, ini adalah pertunjukan penting bahwa negara itu akan membela aturan dalam kerangka tatanan internasional yang ada. Bisa datang ke Gedung Putih dan diberi penghargaan untuk sikap itu adalah sinyal penting bahwa Amerika Serikat menghargai apa yang Singapura telah lakukan dalam beberapa minggu terakhir.”
Para pakar regional mengatakan, negara kecil itu memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada Amerika.
Marc Mealy adalah wakil presiden untuk kebijakan di Dewan Bisnis AS-ASEAN.
“Tahun lalu saja, Singapura adalah mitra dagang terbesar ke-18 Amerika di dunia, dan juga merupakan mitra perdagangan bebas. Dan saya pikir mungkin beberapa poin yang akan benar-benar menjadi bagian dari dialog di sini adalah pentingnya pemerintahan Biden dalam upaya memperkuat ketahanan rantai pasokan global.”
Biden mengatakan, persahabatan yang hangat ini akan segera berkembang karena Amerika berharap menjadi tuan rumah lebih banyak pemimpin ASEAN untuk pertemuan puncak dalam beberapa bulan mendatang. [lt/ka]