Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyebut negaranya seharusnya tetap berada pada posisi netral dalam “perang melawan teror” yang dipimpin oleh AS di Afghanistan, untuk mencegah korban berjatuhan dan kerugian finansial yang sudah dialami Islamabad oleh kekerasan militan di sana.
Khan membuat pernyataan tersebut dalam wawancara eksklusif dengan Russia Today TV untuk disiarkan secara penuh pada Jumat mendatang.
“Kalau saja kita tidak bergabung dalam perang pimpinan Amerika setelah 9/11, kita mungkin tidak akan menjadi negara yang paling berbahaya,” sebut Khan, yang menjabat sebagai PM tahun lalu. Pemimpin Pakistan ini terus berkampanye menolak perang dan partisipasi Pakistan di dalamnya.
“Saya merasa Pakistan seharusnya netral … dan pada akhirnya kami disalahkan atas kegagalan Amerika di Afghanistan. Saya merasa ini tidak adil untuk Pakistan,” tambah Khan.
Militan Islam melancarkan berbagai serangan bom bunuh diri dan berbagai serangan teror lainnya di Pakistan 18 tahun lalu ketika Pakistan mulai bergabung dengan AS dan sekutunya dalam memfasilitasi invasi ke Afghanistan, untuk menghukum rezim Taliban yang pada saat itu melindungi Al-Qaida yang merencanakan serangan 11 September 2001 di kota-kota di AS.
Para Militan ini berbalik melawan Pakistan, dan kekerasan yang terjadi mengakibatkan 70.000 warga Pakistan terbunuh dan kerugian yang ditimbulkan sebanyak lebih dari 100 Miliar Dolar AS, ungkap Khan. (ti/jm)
