PM Pakistan, Kamis (21/2), mengotorisasi pasukan bersenjata untuk menanggapi secara sungguh-sungguh dan komprehensif terhadap agresi atau tindakan yang tidak diinginkan yang dilancarkan negara tetangganya, India, sementara ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir itu meningkat.
Pemerintah India baru-baru mengeluarkan pernyataan bahwa negara itu akan memberikan tanggapan yang mengejutkan atas aksi pemboman bunuh diri di kawasan Kashmir yang disengketakan, pekan lalu, yang menewaskan 40 tentara India. Itu merupakan serangan terburuk terhadap pasukan India sejak awal terjadinya pemberontakan Kashmir pada 1989.
PM Pakistan Imran Khan mengumumkan perintah itu dalam sebuah pernyataan pemerintah yang dirilis setelah pertemuannya dengan Komisi Keamanan Nasionalnya. Pernyataan itu menyebutkan, Pakistan tidak terlibat sama sekali dalam serangan itu, dengan cara apapun, meskipun direncanakan para pelakunya di wilayah Pakistan.
Dalam pernyataan itu, Pakistan menegaskan kembali tawarannya untuk membantu menyelidiki serangan itu dan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang menggunakan wilayah Pakistan untuk melakukan serangan di India. Pernyataan tersebut juga menawarkan dialog dengan India dalam berbagai isu, termasuk terorisme.
India sudah lama menuduh Pakistan menampung dan membantu kelompok-kelompok militan Muslim yang menarget pasukan India di Kashmir. Wilayah Himalaya itu terbelah antara zona yang dikontrol India dan zona yang dikuasai Pakistan. Kedua negara sama-sama mengklaim menguasai seluruh wilayah itu, dan telah terlibat perang dua kali menyangkut masalah itu. [ab]