Tautan-tautan Akses

PM Selandia Baru: Wilayah Pasifik Kurang Aman karena Sikap China


Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins, kiri, berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Aula Besar Rakyat di Beijing, Selasa, 27 Juni 2023. (Shen Hong/Xinhua via AP)
Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins, kiri, berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Aula Besar Rakyat di Beijing, Selasa, 27 Juni 2023. (Shen Hong/Xinhua via AP)

Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan pada Senin (17/7) bahwa kawasan Pasifik menjadi lebih diperebutkan dan kurang aman karena sikap China yang dianggap menjadi lebih asertif. Ia juga menekankan perlunya Selandia Baru bekerja sama dengan negara-negara yang berpandangan sama sambil tetap menjalin hubungan dengan Beijing.

Hipkins dalam pidatonya di China Business Summit di Auckland mengatakan kebangkitan China dan bagaimana upaya Beijing menggunakan pengaruh tersebut merupakan pendorong utama atas meningkatnya kompetisi strategis, khususnya di wilayah Indo-Pasifik.

“Wilayah kita menjadi lebih diperebutkan, kurang dapat diprediksi, dan kurang aman,” katanya. “Dan (hal) itu menimbulkan tantangan bagi negara-negara kecil seperti Selandia Baru yang bergantung pada stabilitas dan prediktabilitas aturan internasional untuk kemakmuran dan keamanan kita."

Hubungan itu membutuhkan manajemen yang hati-hati tetapi China tetap menjadi mitra dagang utama, tambahnya.

Pidato Hipkins di acara tahunan tersebut disampaikan kurang dari sebulan setelah dia memimpin misi perdagangan yang sukses ke China. Beijing selama ini merupakan mitra dagang terbesar Wellington. Hipkins sendiri telah menuai sejumlah kritik dari dalam negeri karena ia dianggap tidak vokal terkait isu hak asasi manusia dan sejumlah masalah lain seperti yang diharapkan oleh beberapa pihak.

“Dalam lingkungan global yang semakin kompleks ini, hubungan kita dengan China akan terus memerlukan pengelolaan yang hati-hati,” ujarnya.

Wellington secara historis mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap China daripada Australia atau negara sesaama anggota Five Eyes lainnya, seperti Kanada, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.

Five Eyes sendiri adalah sebuah aliansi yang dibentuk setelah perang dunia kedua dan sepakat untuk berbagi informasi dalam isu intelijen.

“Kepentingan dan perhatian yang sama tidak berarti kita akan selalu mengambil pendekatan yang sama. Terkadang ada kekuatan taktis dalam keragaman pendekatan untuk mencapai hasil yang sama,” ujarnya.

Wang Xiaolong, Duta Besar China untuk Selandia Baru mengatakan dalam pidatonya bahwa hubungan China dan Selandia Baru berada dalam kondisi sehat, stabil, dan berkembang.

“Tidak mengherankan jika ada perbedaan antara kedua negara kita, mengingat perbedaan keadaan kita masing-masing. Namun tidak dapat dihindari, bahwa negara kita dengan sistem sosial dan tingkat pembangunan yang berbeda tidak dapat hidup berdampingan secara damai,” katanya dalam pidato di KTT yang disampaikan usai pidato Hipkins. [ah/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG