Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra pada Kamis (28/11) dengan mudah lolos dari mosi tidak percaya dalam parlemen, dimana partainya menguasai mayoritas kursi.
Para anggota parlemen di Bangkok dengan suara 297 lawan 134 menggagalkan mosi yang hendak menggulingkannya dengan tuduhan korupsi.
Sementara itu, pihak oposisi memperluas demonstrasi mereka ke seluruh ibukota Rabu, dan bertekad mengambil-alih setiap kementerian pemerintah sampai Perdana Menteri Yingluck meletakkan jabatan.
Demonstran sudah mengambil alih bagian-bagian Kementerian Keuangan dan luar negeri dan mengepung Kementerian Dalam Negeri. dan polisi mengatakan hari Kamis bahwa demonstran telah menarik beberapa kabel listrik di luar markas besar kepolisian dan rumah sakit yang berdekatan, memaksa mereka untuk menggunakan tenaga listrik cadangan.
Perdana Menteri Yingluck tidak mau meletakkan jabatan dan telah menyerukan dialog untuk menyelesaikan keadaan. Dia telah berjanji untuk tidak menggunakan kekerasan untuk menghentikan demonstrasi.
Wartawan VOA Steve Herman, yang berada di Bangkok meliput demonstrasi itu, mengatakan tidak pasti bahwa para demonstran dapat mencapai tujuan mereka.
Ia mengatakan bahkan jika pemerintah mundur, langkah tersebut tidak akan mentransfer kekuasaan kepada Partai Demokrat yang beroposisi.
Demonstrasi jalanan itu adalah yang terbesar di Thailand sejak 2010, ketika lebih dari 90 orang tewas dalam penindakan militer terhadap protes oposisi.
Demonstrasi terbaru ini timbul beberapa minggu lalu oleh rancangan amnesti yang hendak mengizinkan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, kakak Yingluck, pulang dan menghindarkan hukuman penjara dua tahun atas tuduhan korupsi. Rancangan amnesti itu ditolak oleh Senat, tetapi demonstrasi oposisi terus berlanjut.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra memegang kekuasaan 2011. Thaksin digulingkan oleh demonstrasi jalanan pada 2006 dan dinyatakan bersalah melakukan korupsi. Ia telah tinggal di pengasingan untuk menghindari tuduhan itu, yang katanya bermotif politik.
Para anggota parlemen di Bangkok dengan suara 297 lawan 134 menggagalkan mosi yang hendak menggulingkannya dengan tuduhan korupsi.
Sementara itu, pihak oposisi memperluas demonstrasi mereka ke seluruh ibukota Rabu, dan bertekad mengambil-alih setiap kementerian pemerintah sampai Perdana Menteri Yingluck meletakkan jabatan.
Demonstran sudah mengambil alih bagian-bagian Kementerian Keuangan dan luar negeri dan mengepung Kementerian Dalam Negeri. dan polisi mengatakan hari Kamis bahwa demonstran telah menarik beberapa kabel listrik di luar markas besar kepolisian dan rumah sakit yang berdekatan, memaksa mereka untuk menggunakan tenaga listrik cadangan.
Perdana Menteri Yingluck tidak mau meletakkan jabatan dan telah menyerukan dialog untuk menyelesaikan keadaan. Dia telah berjanji untuk tidak menggunakan kekerasan untuk menghentikan demonstrasi.
Wartawan VOA Steve Herman, yang berada di Bangkok meliput demonstrasi itu, mengatakan tidak pasti bahwa para demonstran dapat mencapai tujuan mereka.
Ia mengatakan bahkan jika pemerintah mundur, langkah tersebut tidak akan mentransfer kekuasaan kepada Partai Demokrat yang beroposisi.
Demonstrasi jalanan itu adalah yang terbesar di Thailand sejak 2010, ketika lebih dari 90 orang tewas dalam penindakan militer terhadap protes oposisi.
Demonstrasi terbaru ini timbul beberapa minggu lalu oleh rancangan amnesti yang hendak mengizinkan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, kakak Yingluck, pulang dan menghindarkan hukuman penjara dua tahun atas tuduhan korupsi. Rancangan amnesti itu ditolak oleh Senat, tetapi demonstrasi oposisi terus berlanjut.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra memegang kekuasaan 2011. Thaksin digulingkan oleh demonstrasi jalanan pada 2006 dan dinyatakan bersalah melakukan korupsi. Ia telah tinggal di pengasingan untuk menghindari tuduhan itu, yang katanya bermotif politik.
