Yoshihide Suga, yang berusia 71 tahun, Rabu (16/9) pagi terpilih oleh parlemen sebagai perdana menteri baru Jepang, dua hari setelah dia menggantikan Shinzo Abe sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal yang berkuasa.
Dalam sambutan pertamanya sebagai perdana menteri negara sakura itu, Yoshihide Suga berbicara mengenai pengalamannya menangani berbagai krisis di Jepang.
“Selama tujuh tahun delapan bulan terakhir, saya sebagai Kepala Sekretaris Kabinet Jepang dan kepala manajemen krisis telah menangani berbagai macam masalah seperti ancaman terhadap keamanan nasional, termasuk rudal balistik, bencana alam, dan ancaman teroris terhadap bangsa kita. Saya telah menangani situasi darurat dan krisis dengan cepat dan benar,” tandas Suga.
Yoshihide Suga mengatakan prioritas utamanya kini adalah memerangi virus corona dan membalikkan ekonomi Jepang yang terpuruk karena pandemi.
“Vaksin harus ditemukan selambatnya tahun depan seperti yang saya katakan sebelumnya. Pada paruh pertama tahun depan, itulah sasaran kita,” lanjutnya.
Dia juga berulang kali memuji diplomasi dan kebijakan ekonomi pendahulunya, Shinzo Abe ketika ditanya tentang apa yang ingin dicapainya sebagai perdana menteri, dan visinya tentang masa depan Jepang masih belum jelas.
“Karena situasi seputar Jepang semakin sulit, saya akan memperluas kebijakan di bawah aliansi Jepang dan Amerika Serikat. Untuk melindungi kepentingan nasional, saya akan mendukung Indo-Pasifik yang terbuka secara strategis. Saya juga ingin membangun hubungan yang stabil dengan negara-negara tetangga termasuk China dan Rusia,” imbuhnya.
Dibandingkan dengan pengalaman politiknya di dalam negeri, Yoshihide Suga jarang bepergian ke luar negeri serta tidak diketahui apakah dia memiliki keterampilan diplomatik yang diperlukan, meskipun dia diperkirakan akan meneruskan agenda yang sebelumnya menjadi prioritas Shinzo Abe. Suga mengatakan pendekatan Abe dalam diplomasi, termasuk hubungan pribadinya dengan Presiden Amerika Donald Trump, sangat luar biasa dan dia akan meminta nasihat Abe.
“Selama dua tahun terakhir, saya juga menjabat sebagai menteri yang menangani masalah penculikan. Dengan kerja sama erat dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terkait dalam masalah ini, saya akan terus mengabdikan diri untuk membawa pulang semua korban penculikan ke Jepang secepatnya,” ujar Suga.
Dia juga membela penanggapan atas skandal favoritisme dan kronisme yang terjadi semasa pemerintahan Abe, dengan mengatakan bahwa penyelidikan atas kasus-kasus itu terus ditangani dengan baik. [lt/jm]