Keamanan diperketat di Lapangan Tiananmen, Beijing, Rabu (4/6), tempat penindakan maut terhadap demonstrasi yang dipimpin mahasiswa 25 tahun yang lalu.
Ratusan aparat keamanan China dengan bersiaga penuh, memeriksa kartu tanda pengenal mereka yang melalui tempat itu dan menghalangi wartawan melakukan peliputan di lapangan tersebut.
Peringatan hari itu berlangsung dengan tenang, tanpa peringatan umum terhadap insiden 1989, dimana para tentara menewaskan ratusan, bahkan mungkin ribuan, demonstran tak bersenjata.
Beijing tidak mengizinkan pembahasan secara terbuka mengenai pembantaian itu dalam upaya menghapus memori bangsa tersebut mengenai kejadian itu. Setiap tahun pada periode yang sama, pemerintah China menangkapi atau memberlakukan tahanan rumah terhadap puluhan aktivis, wartawan dan pengacara menjelang ulang tahun tragedi tersebut.
Gedung Putih hari Rabu (4/6) mendesak China agar menjelaskan tentang mereka yang tewas, ditahan atau hilang sehubungan penindakan keras itu. Disebutkan bahwa Amerika “akan selalu lantang mendukung kebebasan dasar yang diinginkan pengunjuk rasa di Lapangan Tiananmen.” Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh Amerika Serikat melanggar kedaulatan China.
Ratusan, kalau bukan ribuan, orang dilaporkan tewas dalam peristiwa 3-4 Juni 1989, ketika pasukan China bertindak untuk membubarkan demonstrasi, yang telah menyebar ke seluruh negara itu. Pemerintah China tidak pernah merinci jumlah korban tewas atau mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kejadian tersebut.
Meskipun pembahasan mengenai pembantaian di Beijing itu tabu di China daratan, puluhan ribu orang diperkirakan akan datang pada Rabu malam (4/6) untuk memperingati peristiwa tersebut dengan penyalaan lilin di kawasan semi-otonom Hong Kong.
Ratusan aparat keamanan China dengan bersiaga penuh, memeriksa kartu tanda pengenal mereka yang melalui tempat itu dan menghalangi wartawan melakukan peliputan di lapangan tersebut.
Peringatan hari itu berlangsung dengan tenang, tanpa peringatan umum terhadap insiden 1989, dimana para tentara menewaskan ratusan, bahkan mungkin ribuan, demonstran tak bersenjata.
Beijing tidak mengizinkan pembahasan secara terbuka mengenai pembantaian itu dalam upaya menghapus memori bangsa tersebut mengenai kejadian itu. Setiap tahun pada periode yang sama, pemerintah China menangkapi atau memberlakukan tahanan rumah terhadap puluhan aktivis, wartawan dan pengacara menjelang ulang tahun tragedi tersebut.
Gedung Putih hari Rabu (4/6) mendesak China agar menjelaskan tentang mereka yang tewas, ditahan atau hilang sehubungan penindakan keras itu. Disebutkan bahwa Amerika “akan selalu lantang mendukung kebebasan dasar yang diinginkan pengunjuk rasa di Lapangan Tiananmen.” Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh Amerika Serikat melanggar kedaulatan China.
Ratusan, kalau bukan ribuan, orang dilaporkan tewas dalam peristiwa 3-4 Juni 1989, ketika pasukan China bertindak untuk membubarkan demonstrasi, yang telah menyebar ke seluruh negara itu. Pemerintah China tidak pernah merinci jumlah korban tewas atau mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kejadian tersebut.
Meskipun pembahasan mengenai pembantaian di Beijing itu tabu di China daratan, puluhan ribu orang diperkirakan akan datang pada Rabu malam (4/6) untuk memperingati peristiwa tersebut dengan penyalaan lilin di kawasan semi-otonom Hong Kong.