Ketika fajar menyingsing di Christchurch hari Sabtu (16/3), seorang penduduk setempat membagikan permen dan air kepada petugas polisi yang bekerja semalaman setelah serangan terhadap dua masjid yang menewaskan 49 orang.
Polisi forensik yang mengenakan pakaian pelindung berwarna putih mengumpulkan bukti di Masjid Al Noor, di mana sedikitnya 41 orang tewas.
Beberapa orang lagi terbunuh dalam serangan terhadap masjid kedua di kota itu tidak lama kemudian.
Seorang laki-laki ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan, dan dua tersangka bersenjata lainnya ditahan sementara polisi mencoba menentukan peran mereka dalam serangan berdarah dingin yang mengejutkan Selandia Baru, negara yang sangat damai sehingga petugas kepolisian jarang membawa senjata.
Insiden penembakan hari Jumat (15/3) itu adalah yang paling mematikan dalam sejarah modern Selandia Baru. (my)