Tautan-tautan Akses

Polisi Gunakan Gas Air Mata saat Tanggapi Protes terkait Insiden Atap Runtuh di Serbia 


Seorang demonstran melemparkan suar dalam aksi protes di Novi Sad, Serbia, pada 5 November 2024, di mana mereka menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas insiden runtuhnya atap di sebuah stasiun kereta api. (Foto: Reuters/Marko Djurica)
Seorang demonstran melemparkan suar dalam aksi protes di Novi Sad, Serbia, pada 5 November 2024, di mana mereka menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas insiden runtuhnya atap di sebuah stasiun kereta api. (Foto: Reuters/Marko Djurica)

Para pengunjuk rasa pada Selasa (5/11) melemparkan suar dan cat merah ke gedung Balai Kota di Kota Novi Sad, Serbia, karena marah atas runtuhnya sebuah atap beton di sebuah stasiun kereta api (KA) pekan lalu yang menewaskan 14 orang. Polisi menanggapi dengan menembakkan gas air mata.

Para demonstran mengepung gedung di pusat Kota Novi Sad itu, memecahkan jendela serta melemparkan batu dan benda-benda lain meskipun para penyelenggara protes menyerukan agar mereka tetap tenang. Pasukan polisi khusus dikerahkan di dalam gedung tersebut.

Beberapa demonstran yang marah yang mengenakan masker, diduga sebagai hooligan sepak bola yang dekat dengan pemerintah yang populis, berupaya memasuki gedung dan menyerahkan tuntutan mereka agar mereka yang bertanggung jawab atas runtuhnya atap itu diadili.

Presiden Serbia yang otokratis, Aleksandar Vucic, mengatakan, polisi “menunjukkan sikap menahan diri,” tetapi juga mengeluarkan peringatan dengan mengatakan “protes dengan kekerasan yang mengerikan sedang berlangsung.”

“Rakyat Serbia, mohon jangan berpikir bahwa kekerasan diperbolehkan,” katanya di X. “Semua yang ambil bagian dalam insiden ini akan dihukum.”

Para penyelenggara protes mengatakan mereka ingin memasuki Balai Kota dan menyerahkan tuntutan mereka.

Miran Pogacar, aktivis oposisi, mengatakan, “satu jendela kaca dapat diperbaiki tetapi kita tidak dapat mengembalikan 14 nyawa. Orang-orang marah. Serbia tidak akan membiarkan hal ini.”

Bojan Pajtic, politisi oposisi, mengatakan ia percaya insiden kekerasan itu sengaja dipicu oleh provokator, suatu taktik yang sebelumnya digunakan di Serbia untuk mengagalkan protes anti-pemerintah yang berlangsung damai dan menggambarkan pengunjuk rasa oposisi sebagai musuh bangsa.

Ribuan orang awalnya berpawai melewati jalan-jalan kota menuntut agar para pejabat tinggi mengundurkan diri karena runtuhnya kanopi yang fatal pada Jumat (1/11) lalu, termasuk di antaranya Presiden Vucic dan Perdana Menteri Milos Vucevic.

Para demonstran mula-mula berkumpul di luar stasiun KA di mana mereka mengheningkan cipta bagi para korban sementara penyelenggara protes membacakan nama mereka. Massa menanggapi dengan menyerukan “tangkap geng” dan “pencuri.”

Protes itu mula-mula berlangsung damai tetapi beberapa demonstran kemudian melemparkan botol-botol plastik dan batu bata ke arah markas besar partai yang berkuasa pimpinan Vucic, Partai Progresif Serbia, dan mengoleskan cat merah pada poster-poster presiden dan perdana menteri Serbia – suatu pesan bahwa tangan mereka berlumuran darah.

Para demonstran menyingkirkan sebagian besar bendera nasional merah biru dan putih Serbia yang tampak menggantung di markas besar itu untuk mencegah bangunan itu diserang. Hal ini memicu reaksi marah dari presiden.

“Bendera triwarna Serbia kita telah dirusak, disembunyikan dan disingkirkan oleh mereka yang tidak mencintai Serbia,” kata Vucic di X. “Malam ini, di Novi Sad, ini dilakukan oleh mereka yang mengatakan kepada kita bahwa mereka lebih mencintai Serbia daripada kita, warga negara yang baik di negara ini.”

Para pengecam pemerintahan populis Serbia mengaitkan malapetaka itu dengan korupsi yang merajalela di negara Balkan itu, kurangnya transparansi dan pekerjaan renovasi bangunan stasiun yang ceroboh yang merupakan bagian dari kesepakatan pembangunan jalan kereta api yang lebih luas dengan perusahaan-perusahaan China. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG