Polisi di Hongkong menangkap lebih dari 500 demonstran Rabu pagi (2/7) yang melakukan aksi duduk malamnya, setelah rapat umum pro-demokrasi besar-besaran.
Pemrotes dikenakan tuduhan berkumpul secara ilegal dan menghambat polisi setelah berjanji akan tetap berada di distrik keuangan kota itu sampai pukul 8 pagi.
Sebagian besar pemrotes tidak melawan. Lainnya, dengan meneriakkan semboyan politik, tepaksa harus diseret dari tempat protes di Jalan Chater.
Mabel Au dari Amnesty International menyebut penangkapan massal itu"menggusarkan," dan memberitahu VOA bahwa para pengunjuk rasa itu tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Au juga mengatakan "tidak bisa diterima" bahwa banyak dari mereka yang ditahan tidak diizinkan untuk bertemu dengan pengacara mereka.
Panitia mengatakan 510 ribu orang menghadiri protes itu pada hari ulang tahun ke-17 pengembalian bekas koloni Inggris itu kepada pemerintahan China. Polisi memperkirakan hadirin berjumlah 100 ribu orang.
Protes tahunan itu menambah arti pentingnya tahun ini, ketika adanya kampanye menekan Beijing untuk mengizinkan penduduk Hong Kong memilih pemimpin mereka sendiri.
Banyak pemrotes menyanyikan semboyan anti-China dan membawa spanduk yang menuntut “demokrasi sungguh-sungguh” ketika mereka berpawai dari Taman Victoria ke distrik keuangan.