Polisi Hong Kong hari Minggu (21/7) malam menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-demokrasi yang kembali memenuhi jalan-jalan di wilayah itu. Puluhan ribu orang dilaporkan berdemonstrasi pada hari Minggu.
Jutaan orang sudah berunjuk rasa selama dua bulan terakhir, dengan demonstrasi awal terkait RUU kontroversial yang akan memungkinkan ekstradisi warga Hong Kong yang diduga melakukan kejahatan ke China daratan.
Pemimpin Hong Kong yang terpojok, Carrie Lam, telah meminta maaf atas kekacauan yang disebabkan oleh undang-undang ekstradisi dan menyatakan RUU itu sudah "mati."
Namun demonstrasi terus berlanjut dan berubah menjadi seruan untuk reformasi demokratis dan penyelidikan pengaduan terhadap kebrutalan polisi.
Gejolak sosial ini merupakan yang terburuk yang mengguncang bekas koloni Inggris itu sejak dipulangkan Inggris ke pemerintahan China 22 tahun lalu. (my/al)