Polisi kontraterorisme Inggris, hari Kamis (5/7) sedang berupaya mengetahui bagaimana seorang lelaki dan seorang perempuan terpapar gas saraf yang digunakan dalam serangan sebelumnya tahun ini terhadap seorang mantan agen ganda dan putrinya.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid, memimpin pertemuan komite darurat pemerintah Inggris, COBRA.
Javid mengatakan racun saraf yang membuat seorang laki-laki dan seorang perempuan jatuh sakit adalah jenis yang sama yang digunakan dalam serangan awal tahun ini terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya.
"Racun Ini telah diidentifikasi sebagai agen syaraf yang sama yang meracuni Yulia dan Sergei Skripal," kata Sajid Javid Kamis. Ia mengatakan belum jelas apakah racun saraf yang meracuni pasangan Inggris itu berasal dari paket yang sama yang digunakan dalam serangan terhadap Skripal.
Pasangan, yang diidentifikasi oleh teman-teman mereka sebagai Dawn Sturgess (44 tahun) dan Charlie Rowley (45 tahun), ditemukan tidak sadarkan diri hari Sabtu di Amesbury, 13 kilometer dari Salisbury, di mana Sergei Skripal dan putrinya Yulia ditemukan Maret lalu.
Menteri Keamanan Ben Wallace mengatakan kepada BBC hari Kamis (5/7) bahwa para penyelidik meyakini kasus ini merupakan dampak insiden Maret lalu dan bukan serangan baru yang ditujukan pada Sturgess dan Rowley.
Kasus peracunan terbaru itu pada pasangan tersebut, yang tidak diketahui kaitannya dengan Rusia, telah menimbulkan kekhawatiran umum di kawasan Salisbury. Para pejabat kesehatan mengatakan ancaman racun itu terhadap masyarakat rendah.
Inggris menyalahkan Rusia karena meracuni Skripal dan putrinya dengan Novichok, gas saraf yang dikembangkan Uni Sovet pada era Perang Dingin.
Wallace meminta Rusia agar berbagi informasi mengenai peracunan itu.
Rusia telah membantah terlibat insiden itu dan malah mengklaim bahwa Inggris sendiri yang harus dipersalahkan atas serangan itu, dalam upaya membangkitkan sentimen anti-Rusia.
Kremlin Kamis menyatakan telah menawarkan diri untuk membantu Inggris dengan penyelidikan kasus peracunan Skripal, tetapi Inggris menolaknya.
Insiden itu mendorong pengusiran terbanyak diplomat Rusia sejak Perang Dingin, sementara Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Inggris di Eropa memihak London dalam menyalahkan Moskow. [uh]