Polisi Israel, Jumat (6/1), menangkap dua remaja yang mereka katakan telah merusak lebih dari dua puluh kuburan Kristen di kompleks makam bersejarah Yerusalem awal pekan ini.
Makam tokoh-tokoh Kristen di Pemakaman Protestan di Gunung Zion yang dihormati di Yerusalem ditemukan dalam kondisi porak poranda pada hari Minggu, sehingga meresahkan kelompok minoritas Kristen di kota itu dan mengundang kecaman dari berbagai penjuru dunia.
Pemakaman itu berusia lebih dari 170 tahun dan menjadi tempat peristirahatan terakhir banyak anggota angkatan bersenjata dan pendeta terkemuka di kota suci itu.
Kamis malam, Kantor Urusan Palestina Kedutaan Besar AS mengatakan “prihatin'' bahwa situs keagamaan itu menjadi sasaran lagi untuk kedua kalinya dalam satu dekade.
“Vandalisme situs keagamaan oleh siapa pun tidak dapat diterima,'' kata kantor tersebut. “Yerusalem harus menjadi kota bagi semua rakyatnya.''
Polisi Israel tidak menyebutkan nama-nama tersangka pelaku tetapi mengatakan mereka berusia 18 dan 14 tahun dan penduduk Israel Tengah. Rekaman kamera keamanan menunjukkan dua pria muda yang mengenakan penutup kepala Yahudi (kippah) dan selendang doa Yahudi (tzitzit) terlihat sedang merobohkan salib, memecahkan batu nisan, dan melemparkan puing-puingnya.
“Setiap kerusakan pada institusi dan situs keagamaan adalah serius dan merusak tatanan kehidupan yang unik dan halus yang ada di kota,” kata polisi, menggambarkan tindakan itu sebagai “vandalisme yang disengaja.''
Pengadilan Yerusalem pada hari Jumat mengadakan sidang untuk memperpanjang masa penahanan kedua remaja tersebut.
Gereja Anglikan di Yerusalem mengecam aksi kedua remaja itu sebagai kejahatan rasial terbaru yang menarget komunitas Kristen di Yerusalem di tengah konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. [ab/uh]
Forum