Polisi Israel, Rabu (19/1), mengusir sejumlah warga Palestina dari sebuah properti yang disengketakan di Yerusalem.
Awal pekan ini, para penghuni gedung di Sheikh Jarrah itu terlibat ketegangan dengan polisi yang datang untuk mengusir mereka dari properti itu, tetapi dihentikan oleh massa. Beberapa properti lain di lingkungan itu juga diperdebatkan.
Polisi mengatakan petugas menangkap beberapa orang yang dicurigai, Rabu, karena dianggap melanggar perintah pengadilan, melakukan aksi kekerasan dan mengganggu ketertiban umum.
Keluarga Salhiya mengatakan mereka membeli properti itu sebelum tahun 1967, sementara negara telah menentang klaim keluarga itu di pengadilan. Kota Yerusalem secara resmi menyita properti itu pada tahun 2017 untuk tujuan membangun sekolah untuk murid berkebutuhan khusus, tetapi keluarga tersebut terus mengoperasikannya sebagai pusat pembibitan tanaman.
Sebuah pengadilan di Yerusalem mengeluarkan putusan tahun lalu yang mendukung pemerintah kota itu dan mengizinkan penggusuran. Keluarga tersebut telah mengajukan banding dan sedang menunggu keputusan, tetapi hakim tidak membekukan perintah pengusiran.
Pemerintah kota dan polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, Rabu, bahwa pengambilalihan ruang publik secara ilegal oleh keluarga tersebut mencegah ratusan anak berkebutuhan khusus di Yerusalem Timur menerima layanan pendidikan yang ingin disediakan oleh pemerintah kota.
Puluhan keluarga Palestina di Yerusalem timur terancam penggusuran oleh organisasi-organisasi pemukim Yahudi. Ribuan dari mereka menghadapi ancaman pembongkaran karena kebijakan diskriminatif yang membuat sangat sulit bagi warga Palestina untuk membangun rumah baru atau memperluas yang sudah ada. [ab/uh]