Yoo Byung-un adalah kepala keluarga yang mengelola perusahaan Chonghaejin Marine Company, yang memilik dan mengoperasikan kapal Sewol. Pengusaha berusia 72 tahun itu, yang telah menghindari pencarian di seluruh negara itu selama hampir sebulan, dicari atas tuduhan penggelapan dana, kelalaian dan penghindaran pajak.
Sekitar 6.000 polisi, banyak mengenakan peralatan anti-huru-hara, menggrebek kompleks agama yang besar milik gereja Evangelical Baptist Church itu, dimana Yoo sebagai salah seorang pendiri. Setelah konfrontasi singkat, polisi memasuki sarana itu, yang kira-kira 80 kilometer sebelah selatan Seoul.
Polisi tidak menemukan Yoo, tetapi menangkap sedikitnya tiga anggota gereja yang dicurigai membantunya meloloskan diri. Ini ke-dua kalinya polisi menggerebek fasilitas tersebut.
Presiden Park Geun-hye, yang pemerintahannya telah dikecam atas caranya menangani bencana kapal feri itu, hari Selasa (10/6) memberitahu kabinetnya bahwa Yoo harus diseret ke pengadilan. Para penyelidik juga akan menentukan apakah standar keselamatan yang longgar dan pemeliharaan yang buruk mengakibatkan bencana itu.
Penggrebekan tersebut dilakukan sehari setelah peradilan dimulai terhadap 15 awak kapal itu yang meninggalkan kapal yang tenggelam itu. Kapten dan tiga awaknya menghadapi tuduhan pembunuhan dan kemungkinan hukuman mati. Sebelas lainnya menghadapi tuduhan kelalaian.
Sementara itu, para penyelam terus mencari korban dalam feri 6.800 ton yang tenggelam itu. Sejauh ini, 292 jenazah telah diangkat dan 12 masih terdaftar hilang. Sebagian besar korban tenggelamnya kapal tanggal 16 April itu adalah siswa SMA yang sedang dalam perjalanan ke peninjauan lapangan di pulau peristirahatan Jeju.
Sekitar 6.000 polisi, banyak mengenakan peralatan anti-huru-hara, menggrebek kompleks agama yang besar milik gereja Evangelical Baptist Church itu, dimana Yoo sebagai salah seorang pendiri. Setelah konfrontasi singkat, polisi memasuki sarana itu, yang kira-kira 80 kilometer sebelah selatan Seoul.
Polisi tidak menemukan Yoo, tetapi menangkap sedikitnya tiga anggota gereja yang dicurigai membantunya meloloskan diri. Ini ke-dua kalinya polisi menggerebek fasilitas tersebut.
Presiden Park Geun-hye, yang pemerintahannya telah dikecam atas caranya menangani bencana kapal feri itu, hari Selasa (10/6) memberitahu kabinetnya bahwa Yoo harus diseret ke pengadilan. Para penyelidik juga akan menentukan apakah standar keselamatan yang longgar dan pemeliharaan yang buruk mengakibatkan bencana itu.
Penggrebekan tersebut dilakukan sehari setelah peradilan dimulai terhadap 15 awak kapal itu yang meninggalkan kapal yang tenggelam itu. Kapten dan tiga awaknya menghadapi tuduhan pembunuhan dan kemungkinan hukuman mati. Sebelas lainnya menghadapi tuduhan kelalaian.
Sementara itu, para penyelam terus mencari korban dalam feri 6.800 ton yang tenggelam itu. Sejauh ini, 292 jenazah telah diangkat dan 12 masih terdaftar hilang. Sebagian besar korban tenggelamnya kapal tanggal 16 April itu adalah siswa SMA yang sedang dalam perjalanan ke peninjauan lapangan di pulau peristirahatan Jeju.