Kepala Kepolisian Resort Poso, Sulawesi Tengah, AKBP Pulung Rochmadianto mengatakan ledakan di Poso pada Selasa (9/10) malam berasal dari bom rakitan dengan tingkat ledakan rendah (low explosive).
Seusai dilakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara, Pulung mengatakan polisi menemukan bahwa bahan bom rakitan tersebut antara lain lebih dari 150 potongan besi.
"Ledakan ini diperkirakan jenis rendah, dan mengakibatkan sebuah mobil Avanza rusak berat. Tidak ada korban jiwa atau luka, hanya ada kerugian materil. Ledakan terdengan dalam radius dua sampai tiga kilometer,” ujar Pulung.
Penyelidikan lebih lanjut di tempat perkara juga masih menunggu kedatangan tim dari Markas Besar Kepolisian Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri). Pulung mengatakan bahwa tim tersebut datang untuk mengidentifikasi apakah karakteristik bom yang meledak di Poso itu memiliki kesamaan dengan ledakan bom di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu silam.
"Informasi ini menunggu dari Mabes. Insya Allah mungkin hari ini untuk lebih tahu apakah ini ada keterkaitan dengan di wilayah wilayah lain (khususnya dengan Solo),” ujarnya pada Rabu (10/10).
Sebuah ledakan bom terjadi Selasa malam dengan titik ledakan di rumah seorang
warga bernama Okky Mamuaya, di Kelurahan Kawua, Kecamatan Poso. Selain merusak mobil yang diparkir di halaman rumah Okky, bom tersebut merusak sejumlah bagian bangunan rumah.
Bom rakitan tersebut diduga dilempar oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor jenis otomatis yang sesaat sebelum ledakan terjadi nampak melaju keluar tempat kejadian.
Ledakan bom tersebut menambah daftar rangkaian aksi teror yang telah terjadi di wilayah itu. Dalam tiga bulan terakhir telah terjadi aksi penembakan misterius yang menewaskan seorang warga dan melukai seorang lagi. Hingga kini para pelaku teror itu masih belum berhasil ditangkap oleh aparat Kepolisian.
Warga di sekitar lokasi ledakan bom menyesalkan peristiwa teror yang terus berlanjut di Poso. Seorang warga bernama Charles mengatakan aksi teror baik berupa penembakan dan peledakan bom membuat situasi di Poso terasa mencekam. Pelaku yang masih berkeliaran membuat warga sangat resah dan cemas dengan keselamatan
diri mereka.
"Jelas terganggu. Kami ke kantor menjadi gelisah, teringat anak-anak. Kami sangat mengharapkan supaya Poso ini aman. Memang aman, tapi aman mencekam," ujarnya.
Ia berharap polisi secepatnya mengungkap dan menangkap pelaku teror tersebut.
Seusai dilakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara, Pulung mengatakan polisi menemukan bahwa bahan bom rakitan tersebut antara lain lebih dari 150 potongan besi.
"Ledakan ini diperkirakan jenis rendah, dan mengakibatkan sebuah mobil Avanza rusak berat. Tidak ada korban jiwa atau luka, hanya ada kerugian materil. Ledakan terdengan dalam radius dua sampai tiga kilometer,” ujar Pulung.
Penyelidikan lebih lanjut di tempat perkara juga masih menunggu kedatangan tim dari Markas Besar Kepolisian Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri). Pulung mengatakan bahwa tim tersebut datang untuk mengidentifikasi apakah karakteristik bom yang meledak di Poso itu memiliki kesamaan dengan ledakan bom di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu silam.
"Informasi ini menunggu dari Mabes. Insya Allah mungkin hari ini untuk lebih tahu apakah ini ada keterkaitan dengan di wilayah wilayah lain (khususnya dengan Solo),” ujarnya pada Rabu (10/10).
Sebuah ledakan bom terjadi Selasa malam dengan titik ledakan di rumah seorang
warga bernama Okky Mamuaya, di Kelurahan Kawua, Kecamatan Poso. Selain merusak mobil yang diparkir di halaman rumah Okky, bom tersebut merusak sejumlah bagian bangunan rumah.
Bom rakitan tersebut diduga dilempar oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor jenis otomatis yang sesaat sebelum ledakan terjadi nampak melaju keluar tempat kejadian.
Ledakan bom tersebut menambah daftar rangkaian aksi teror yang telah terjadi di wilayah itu. Dalam tiga bulan terakhir telah terjadi aksi penembakan misterius yang menewaskan seorang warga dan melukai seorang lagi. Hingga kini para pelaku teror itu masih belum berhasil ditangkap oleh aparat Kepolisian.
Warga di sekitar lokasi ledakan bom menyesalkan peristiwa teror yang terus berlanjut di Poso. Seorang warga bernama Charles mengatakan aksi teror baik berupa penembakan dan peledakan bom membuat situasi di Poso terasa mencekam. Pelaku yang masih berkeliaran membuat warga sangat resah dan cemas dengan keselamatan
diri mereka.
"Jelas terganggu. Kami ke kantor menjadi gelisah, teringat anak-anak. Kami sangat mengharapkan supaya Poso ini aman. Memang aman, tapi aman mencekam," ujarnya.
Ia berharap polisi secepatnya mengungkap dan menangkap pelaku teror tersebut.