Puluhan polisi militer di Solo mengadakan simulasi penggerebekan kelompok bersenjata untuk melatih kemampuan militer dan menjamin keamanan warga Solo. Simulasi itu diadakan di sebuah kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Solo, Rabu siang (12/9).
Komandan Detasemen Polisi Militer di Solo, Tri Wahyu, mengatakan simulasi digelar secara rutin untuk melatih kemampuan militer personil. Menurut Tri, simulasi ini juga untuk memberi rasa aman warga Solo pasca aksi terorisme yang sedang marak terjadi.
“Mengenai masalah terorisme, itu bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, tapi tanggung jawab semua -- aparat keamanan, polisi maupun TNI harus bekerjasama dengan masyarakat,” ujarnya.
Simulasi dilakukan dalam ruang terbuka dan ruang tertutup, dan setiap sesi membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Puluhan warga Solo yang berada di sekitar lokasi simulasi sempat kaget, namun kemudian menonton aktivitas tersebut.
Seorang warga bernama Sumiyati mengatakan khawatir dengan rangkaian aksi terorisme yang terjadi di Solo dan berbagai daerah di Indonesia saat ini. Ia sedikit merasa tenang karena aparat keamanan rajin berlatih dan siaga mengantisipasi aksi terorisme.
Aksi terorisme yang bermula dari kasus penembakan dengan sasaran pos polisi dan petugas polisi di Solo tiga pekan lalu menewaskan seorang polisi dan melukai dua lainnya. Aksi berlanjut pada penggerebekan oleh polisi, yang menewaskan seorang polisi antiteror dan dua orang pelaku kekerasan.
Komandan Detasemen Polisi Militer di Solo, Tri Wahyu, mengatakan simulasi digelar secara rutin untuk melatih kemampuan militer personil. Menurut Tri, simulasi ini juga untuk memberi rasa aman warga Solo pasca aksi terorisme yang sedang marak terjadi.
“Mengenai masalah terorisme, itu bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, tapi tanggung jawab semua -- aparat keamanan, polisi maupun TNI harus bekerjasama dengan masyarakat,” ujarnya.
Simulasi dilakukan dalam ruang terbuka dan ruang tertutup, dan setiap sesi membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Puluhan warga Solo yang berada di sekitar lokasi simulasi sempat kaget, namun kemudian menonton aktivitas tersebut.
Seorang warga bernama Sumiyati mengatakan khawatir dengan rangkaian aksi terorisme yang terjadi di Solo dan berbagai daerah di Indonesia saat ini. Ia sedikit merasa tenang karena aparat keamanan rajin berlatih dan siaga mengantisipasi aksi terorisme.
Aksi terorisme yang bermula dari kasus penembakan dengan sasaran pos polisi dan petugas polisi di Solo tiga pekan lalu menewaskan seorang polisi dan melukai dua lainnya. Aksi berlanjut pada penggerebekan oleh polisi, yang menewaskan seorang polisi antiteror dan dua orang pelaku kekerasan.