Kepolisian telah menetapkan tiga orang tersangka kasus terbakarnya gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses di Komplek Pergudangan 99 Kosambi Tangerang Banten. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono Minggu (29/10) penyelidikan di lokasi kejadian kebakaran terus dilakukan untuk lebih memastikan penyebab terbakarnya gudang kembang api itu.
"Dilaksanakan olah TKP. Jadi dari labfor kemudian inafis polda metro dan penyidik terus melakukan olah TKP di lokasi kebakaran. Fokus kita adalah penyebab dari kebakaran itu sendiri. Nanti juga dipadukan dengan keterangan saksi," kata Argo Yuwono.
Saat ini, penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan tiga tersangka kebakaran gudang kembang api itu. Ketiga tersangka yakni pemilik gudang PT Panca Buana Cahaya Sukses Indra Liyono, Direktur Operasional Andria Hartanto dan tukang las Suparna Ega. Penyidik telah menahan Indra dan Andria, keduanya ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kelalaian yang mengakibatkan kematian orang lain dan memperkerjakan anak di pabrik.
Argo Yuwono mengatakan polisi kini tengah menyelidiki perijinan dari PT Panca Buana Cahaya Sukses."Nanti kita data ya. Nanti kita data dan lihat lagi soal perijinan itu," katanya.
Untuk penanganan korban, kepolisian telah membuat posko untuk orang hilang di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta.
"Di sana dibuatkan posko untuk orang hilang. Hingga kini sudah 26 orang yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya. Diharapkan bagi yang melapor membawa identitas anggota keluarganya yang hilang. Kalau ada rekam medis," lanjutnya.
Argo menambahkan, polisi juga membuat posko trauma healing atau pemulihan kejiwaan dari para korban kebakaran yang masih hidup dan keluarga.
"Kita juga siapkan trauma healing. Itu ada beberapa psikiater atau psikolog yang nantinya akan memberikan trauma healing kepada keluarga korban," kata Argo.
Sementara itu, keluarga korban insiden pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses diminta menyerahkan data pribadi kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Sukanto. Tim DVI Komisaris Besar Pramujoko mengatakan, tim DVI perlu dukungan kuat dari keluarga korban untuk dapat mengidentifikasi korban.
"Bahwa kondisi korban itu demikian rusak berat. Sehingga kami memerlukan ketelitian lebih tinggi. Dan memerlukan dukungan dari keluarga korban. Untuk mengidentifikasi dengan lebih teliti," kata Pramujoko.
Data pribadi tersebut diharapkan dapat membantu tim DVI mengidentifikasi jasad korban.
"Nanti akan lebih banyak lagi data-data Antemortem yang disampaikan ke vami. Sehingga kedepan kami bisa mengidentifikasi lebih banyak lagi. Karena bagaimanapun kita erikasa dengan teliti jenazahnya, tanpa ada pembanding dari keluarga korban, itu nanti tidak akan ada manfaatnya," lanjutnya.
Salah satu data yang diperlukan adalah rekam gigi korban. Rekam gigi dapat dilihat dari hasil pemeriksaan dokter ataupun foto.
"Itu kita banyak tergantung dari data-data gigi. Jadi kami sangat berharap dari keluarga korban atau teman dekat barangkali, itu bisa memberikan foto-foto yang bisa memperlihatkan gigi. Selanjutnya kami juga mengandalkan dari pemeriksaan DNA. Yang mungkin baru dua tiga hari ke depan, baru ada hasilnya. Sehingga DNA dan waktu-waktu awal ini DNA belum bisa digunakan," jelasnya.
Sebuah gudang kembang api terbakar kemudian meledak yang menewaskan puluhan orang sedangkan beberapa korban lainnya belum teridentifikasi di Komplek Pergudangan 99 Kosambi Tangerang Banten pada Kamis (26/10/2017) sekitar pukul 08.30 WIB. Sejauh ini, tercatat korban yang meninggal dunia mencapai 48 orang dan korban luka sebanyak 45 orang, sedangkan jumlah total pekerja mencapai 103 orang.
Saat ini, penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan tiga tersangka kebakaran gudang petasan tersebut. Ketiga tersangka yakni pemilik gudang PT Panca Buana Cahaya Sukses Indra Liyono, Direktur Operasional Andria Hartanto dan tukang las Suparna Ega. [aw/gp]