Pihak berwenang Turki telah menuntut tiga orang dan menahan 22 lainnya sebagai bagian dari penyelidikan terhadap bencana tambang batubara di Turki Barat pekan lalu yang menewaskan 301 pekerja tambang.
Jaksa Bekir Sahiner mengatakan ketiga orang itu dituntut dengan pasal kelalaian dan penyebab ratusan kematian.
Puluhan jaksa telah ditunjuk untuk menyelidiki penyebab ledakan dan kebakaran di tambang batubara di kota Soma itu. Hampir 800 pekerja tambang berada di bawah tanah ketika ledakan terjadi. Banyak korban diduga tewas akibat keracunan karbon monoksida dan sesak nafas.
Laporan awal yang diperoleh suratkabar Turki “Milliyet” menunjukkan terjadinya beberapa pelanggaran keselamatan kerja di tambang, termasuk kurangnya alat deteksi karbon monoksida dan bagian langit-langit tambang yang tidak terbuat dari besi, tetapi dari kayu.
Kecelakaan ini telah memicu demonstrasi anti-pemerintah dan pemilik tambang yang dinilai mengabaikan keselamatan kerja. Pengusaha tambang Soma Komur membantah tuduhan bahwa pihaknya melakukan kelalaian.
Hari Jum’at lalu seorang pejabat perusahaan mengakui bahwa satu-satunya ruang atau wahana keselamatan pekerja tambang telah dipindahkan. Padahal ruang itu dilengkapi dengan cadangan oksigen dan dirancang agar bisa menampung 500 orang jika terjadi bencana.
Pemilik tambang mengatakan ketika kecelakaan terjadi, ruang baru itu sedang diperbaiki tetapi secara hukum memang tidak ada kewajiban untuk membangun suatu ruang atau wahana keselamatan pekerja.
Jaksa Bekir Sahiner mengatakan ketiga orang itu dituntut dengan pasal kelalaian dan penyebab ratusan kematian.
Puluhan jaksa telah ditunjuk untuk menyelidiki penyebab ledakan dan kebakaran di tambang batubara di kota Soma itu. Hampir 800 pekerja tambang berada di bawah tanah ketika ledakan terjadi. Banyak korban diduga tewas akibat keracunan karbon monoksida dan sesak nafas.
Laporan awal yang diperoleh suratkabar Turki “Milliyet” menunjukkan terjadinya beberapa pelanggaran keselamatan kerja di tambang, termasuk kurangnya alat deteksi karbon monoksida dan bagian langit-langit tambang yang tidak terbuat dari besi, tetapi dari kayu.
Kecelakaan ini telah memicu demonstrasi anti-pemerintah dan pemilik tambang yang dinilai mengabaikan keselamatan kerja. Pengusaha tambang Soma Komur membantah tuduhan bahwa pihaknya melakukan kelalaian.
Hari Jum’at lalu seorang pejabat perusahaan mengakui bahwa satu-satunya ruang atau wahana keselamatan pekerja tambang telah dipindahkan. Padahal ruang itu dilengkapi dengan cadangan oksigen dan dirancang agar bisa menampung 500 orang jika terjadi bencana.
Pemilik tambang mengatakan ketika kecelakaan terjadi, ruang baru itu sedang diperbaiki tetapi secara hukum memang tidak ada kewajiban untuk membangun suatu ruang atau wahana keselamatan pekerja.