Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar kepada wartawan membenarkan kabar tewasnya panglima jihadis ISIS asal Indonesia Salim Mubarok at-Tamimi alias Abu Jandal.
Boy Rafli menjelaskan Polri mendapat informasi tewasnya Abu Jandal itu dari pihak keluarganya yang tinggal di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Boy Rafli menambahkan pihaknya menerima konfirmasi dari keluarga kemarin, Rabu (9/11).
Informasi awal yang diterima oleh Polri, menurut Boy Rafli, Abu Jandal tewas Selasa lalu. Namun dia belum bisa memastikan apakah Abu Jandal, 39 tahun, tewas di Mosul atau di tempat lain. Boy Rafli juga belum bisa memastikan apakah Abu Jandal tewas dalam pertempuran atau bukan.
Informasi yang beredar menyebutkan Abu Jandal tewas di Kota Mosul, Irak, sekitar Sabtu pekan lalu. Boy Rafli menambahkan kepastian terbunuhnya Abu Jandal diperoleh dari ibunya bernama Faridah. Dia mendapat telepon dari menantunya, Selvi yang adalah istri dari Abu Jandal.
Boy Rafli menjelaskan Polri tengah memperjuangkan pemulangan jenazah Abu Jandal ke Indonesia.
"Sedang diperjuangkan untuk bisa pulang. Kita juga nmengerti sulit kooridnasinya di daerah perang. Di sana kan belum tentu berhasil untuk dibawa. Sementara koordinasi dengan pihak otoritas di sana juga tidak mudah, tapi diupayakan," kata Boy Rafli.
Boy Rafli menjelaskan kematian Abu Jandal tidak akan terlalu berpengaruh pada gerakan ISIS di Indonesia. Ancaman ISIS tetap ada, bukan berarti berkurang.
Dalam jumpa pers mingguan di kantornya Kamis (10/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, mengaku pihaknya belum bisa memastikan kebenaran informasi soal tewasnya Abu Jandal.
"Bila benar, dia tewas di daerah perang, yaitu di Mosul. Di sana tidak ada perwakilan asing beroperasi. Kementerian Luar negeri tidak memiliki perwakilan di sana. Kedua, yang bersangkutan pergi pun tidak melapor kepada KBRI di Damaskus maupun di Baghdad. Informasi kami terima, baik dari KBRI Baghdad atau Damaskus, mereka tidak bisa memastikan mengenai berita yang kita terima, sehingga sampai saat ini saya tidak bisa memastikan kebenaran informasi tersebut," kata Arrmanatha.
Abu Jandal dikenal lewat rekaman video yang diunggah di Youtube dua tahun lalu. Isinya mengancam Panglima TNI Moeldoko, Polri, Densus 88, dan Nahdhatul Ulama. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengirim tim ke Irak untuk mencari klarifikasi kabar meningalnya Abu Jandal.
BNPT belum bisa memastikan Abu Jandal sudah meninggal sampai ditemukan hal-hal yang signifikan mengenai sebab matinya korban, cirri-ciri fisik, pengecekan sidik jari dan tes DNA. [fw/lt]