Rakyat Singapura memberi suara Jumat ini (11/9) dalam pemilihan umum yang dapat mengikis lebih jauh dominasi 50 tahun Partai Aksi Rakyat (PAP), yang telah berkuasa lama di negara itu.
PAP dianggap sudah hampir pasti akan tetap memegang mayoritas besar dalam parlemen, tetapi menghadapi tantangan kuat dari partai-partai oposisi, yang untuk pertama kalinya turut memperebutkan ke-89 kursi.
Partai itu didirikan, antara lain, oleh pemimpin kemerdekaan Singapura, Lee Kuan Yew, yang meninggal dunia tahun ini. Sekarang partai itu dipimpin oleh putranya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
Meskipun PAP sekarang mempunyai 80 kursi dalam parlemen, partai itu hanya memperoleh 60 persen suara rakyat dalam pemilu terakhir tahun 2011, yang menunjukkan kinerja terburuknya dalam sejarah.
​Pemerintah menghadapi kekecewaan umum atas angka imigrasi yang tinggi yang telah membuat gaji atau upah tetap rendah dan menaikkan harga perumahan, meskipun negara itu menikmati pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan.
Namun, partai yang berkuasa tetap populer atas kebijakan yang telah memajukan negara-kota itu dari pelabuhan kolonial yang miskin menjadi pusat perniagaan regional yang kaya.
Pemerintah terus menguasai media utama negara itu dan hanya ada tempat terbatas bagi kritikan. Namun, peningkatan media sosial dan media independen, telah memungkinkan ruang yang lebih luas bagi kebebasan berbicara.
Singapura memiliki kira-kira dua setengah juta pemilih yang terdaftar. Tempat-tempat pemungutan suara tutup pukul 8 malam waktu setempat. Hasil pemilu diperkirakan akan keluar beberapa jam kemudian.