Tautan-tautan Akses

 
Prancis Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Eropa Mengenai Ukraina

Prancis Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Eropa Mengenai Ukraina


Garda Republik Prancis berjalan di halaman menjelang kedatangan para pemimpin Eropa untuk pertemuan mengenai Ukraina dan keamanan Eropa di Istana Elysee di Paris, Prancis, 17 Februari 2025. (Gonzalo Fuentes/REUTERS)
Garda Republik Prancis berjalan di halaman menjelang kedatangan para pemimpin Eropa untuk pertemuan mengenai Ukraina dan keamanan Eropa di Istana Elysee di Paris, Prancis, 17 Februari 2025. (Gonzalo Fuentes/REUTERS)

Presiden Prancis Emmanuel Macron siap menerima sekelompok pemimpin Eropa untuk melakukan pembicaraan, Senin (17/2) yang berfokus pada situasi di Ukraina, di tengah perubahan pendekatan Amerika Serikat terhadap konflik itu dan pernyataan para pejabat Amerika Serikat bahwa Eropa tidak akan memiliki peran dalam perundingan perdamaian.

Di antara mereka yang diperkirakan hadir adalah para pemimpin dari Inggris, Jerman, Italia, Polandia, Spanyol, Belanda dan Denmark. Sekjen NATO Mark Rutte, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga dijadwalkan ikut serta.

Para pemimpin Eropa dalam beberapa hari ini telah menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Ukraina, antara lain Perdana Menteri Inggris Keir Starmer yang mengatakan pemerintahnya siap mengirimkan pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian pascaperang. “Saya tidak mengatakan itu dengan enteng,” tulisnya di the Daily Telegraph edisi Minggu. “Saya merasa sangat bertanggung jawab atas kemungkinan menempatkan tentara Inggris dalam bahaya.”

Starmer mengatakan memastikan perdamaian yang langgeng di Ukraina sangat penting untuk mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan agresi lebih lanjut. Starmer, Jumat (14/2) menggarisbawahi dukungannya pada Ukraina lewat satu pernyataan di X.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada hari Senin mengatakan negaranya tidak akan mengesampingkan kemungkinan untuk menyumbangkan tentara ke pasukan penjaga perdamaian yang memiliki “mandat jelas.”

Keamanan Ukraina-UE Tak Terpisahkan

Sementara itu Presiden Dewan Eropa António Luís Santos da Costa mengatakan Konferensi Keamanan Munich pekan lalu menunjukkan pesan jelas bahwa keamanan Ukraina dan Uni Eropa “tidak dapat dipisahkan.” “Tidak akan ada negosiasi yang kredibel dan sukses, tidak ada perdamaian yang abadi, tanpa Ukraina dan tanpa Uni Eropa,” tegas Costa.

Melawat ke Arab Saudi, Menlu Amerika Serikat Mungkin Langsungkan Pertemuan dengan Diplomat Rusia

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio hari Senin tiba di Arab Saudi untuk melakukan beberapa pertemuan termasuk pembicaraan yang diperkirakan berlangsung hari Selasa (18/2) dengan para diplomat Rusia mengenai upaya mengakhiri perang. Utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz juga dijadwalkan ambil bagian dalam pembicaraan tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (17/2) mengatakan kepada wartawan, delegasi Rusia akan mencakup Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri pemimpin Rusia Vladimir Putin.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putin sepakat dalam pembicaraan telepon selama satu jam pekan lalu untuk segera memulai perundingan perdamaian. Namun berbicara dalam program “Face the Nation,” di stasiun televisi CBS yang ditayangkan hari Minggu (16/2), Rubio mengatakan “proses ke arah perdamaian bukanlah hal yang dilakukan hanya dalam satu pertemuan.”

"Kita akan lihat dalam beberapa hari dan pekan mendatang apakah Vladimir Putin tertarik merundingkan diakhirinya perang di Ukraina, dengan cara yang berkelanjutan dan adil,” tambahnya.

Seorang menteri Ukraina mengatakan satu delegasi resmi telah tiba di Riyadh untuk mempersiapkan kemungkinan kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Apa pun yang terjadi pekan ini di Arab Saudi, Rubio mengatakan begitu “perundingan nyata” dimulai, maka Ukraina “harus dilibatkan.”

Zelenskyy Berusaha Yakinkan Trump bahwa Putin adalah Pembohong

Dalam wawancara di program “Meet the Press” di stasiun TV NBC yang ditayangkan hari Minggu, Zelenskyy mengatakan, “saya tidak akan pernah menerima keputusan apa pun antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai Ukraina. Tidak akan pernah. Perang di Ukraina adalah perang melawan kami, dan korban jiwa ada di pihak kami.”

Zelenskyy mengatakan ia memberitahu Trump dalam percakapan telepon mereka pekan lalu bahwa Putin hanya berpura-pura menginginkan perdamaian. “Saya katakan bahwa ia adalah pembohong. Dan [Trump] mengatakan, ‘Saya pikir ia siap untuk perundingan ini.’ Dan saya katakan padanya, ‘Tidak, ia adalah seorang pembohong. Ia tidak menginginkan perdamaian.”

Amerika Serikat adalah pemasok senjata terbesar Ukraina selama konflik itu, tetapi Trump ragu-ragu untuk melanjutkan dukungan dan dalam sebuah debat politik tahun lalu ia menolak mengatakan apakah ia menginginkan Ukraina menang. [uh/em]

Forum

XS
SM
MD
LG