Tautan-tautan Akses

Prancis: Pembicaraan Nuklir Iran Harus Selesai pada Minggu Ini


Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan khotbah dalam Salat Jumat di Teheran, pada 11 Februari 2022. (Foto: President Website/WANA (West Asia News Agency)/Handout via Reuters)
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan khotbah dalam Salat Jumat di Teheran, pada 11 Februari 2022. (Foto: President Website/WANA (West Asia News Agency)/Handout via Reuters)

Prancis, pada Senin (28/2), mengatakan bahwa perundingan bagi pemulihan kesepakatan 2015 terkait program nuklir Iran "penting" untuk bisa diselesaikan pada minggu ini.

Semua pihak mengisyaratkan kemajuan dalam sejumlah pembicaraan yang diadakan di Wina, namun Iran mengatakan pihak Barat masih perlu memutuskan beberapa masalah utama.

"Ada urgensi mendesak untuk menyelesaikan negosiasi (pada) minggu ini," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri Prancis.

Pihak-pihak dalam kesepakatan 2015 menilai itu sebagai cara terbaik untuk menghentikan pengembangan bom nuklir republik Islam terseb - sebuah tuduhan yang selalu dibantah oleh Teheran.

Kepala perunding dari pihak Iran, Ali Bagheri, kembali ke Wina setelah pulang pada Rabu (23/2) lalu untuk berkonsultasi, ketika beberapa pembicaraan di tingkat para ahli berlanjut di Wina.

Negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), melibatkan Iran serta Prancis, Jerman, Inggris, Rusia dan China secara langsung, dan Amerika Serikat (AS) secara tidak langsung.

Perjanjian tahun 2015 itu memberi Iran keringanan sanksi ekonomi dengan jaminan pembatasan program nuklirnya, akan tetapi AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018 di bawah kepemimpinan Donald Trump yang kembali menerapkan sanksi-sanksi ekonomi yang berat terhadap negara di Timur Tengah tersebut.

Penarikan diri Amerika itu mendorong Iran mulai membatalkan komitmennya sendiri dan mengembangkan program nuklir miliknya.

Selama pembicaraan di Wina, Iran berulang kali telah meminta jaminan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden bahwa kejadian seperti pada pemerintahan Trump itu tidak akan terulang.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Ned Price, pada Senin (28/2), menyampaikan bahwa pembicaraan kini berada pada "saat yang menentukan" dan Amerika Serikat ingin melihat "kejelasan tambahan dalam beberapa hari mendatang" tentang posisi Teheran. [mg/lt]

XS
SM
MD
LG