Presiden Suriah, Bashar al-Assad berkata demikian dalam wawancara yang sedianya ditayangkan Rabu malam (16/4) di jaringan televisi pemerintah Al-Ikhbariya untuk memperingati hari kemerdekaan Suriah. Cuplikan wawancara itu disiarkan lebih awal dan dipasang di halaman Facebook resmi Assad.
Assad mengatakan, “Sama seperti ketika pihak Barat pada awalnya mendanai al-Qaeda di Afghanistan, dan kemudian menanggung akibatnya, sekarang pihak Barat mendukung al-Qaida di Suriah, Libya. dan tempat-tempat lainnya, dan nanti akan menanggung akibatnya di “jantung” Eropa dan Amerika.”
Dalam cuplikan wawancara itu, Assad tidak mengemukakan bukti yang mendukung tuduhan bahwa Amerika kini mendukung kelompok teror internasional itu yang merobohkan World Trade Center di New York dan menghantam Pentagon 11 September 2001.
Berbagai kelompok ekstremis seperti Jabhat al-Nusra afiliasi al-Qaida kini memperoleh kemajuan dalam 2 tahun perang saudara di Suriah. Konflik yang diawali dengan demonstrasi damai menuntut reformasi kemudian berubah menjadi pemberontakan dan perang sebagai tanggapan atas penumpasan brutal oleh pihak militer terhadap demonstran. Menurut PBB, 70.000 orang lebih tewas.
Rejim Assad mengatakan, pemberontakan terhadap pemerintahnya adalah persekongkolan yang dilancarkan para ekstremis yang didukung pihak luar, dan mengatakan, kekerasan itu dilakukan “geng-geng bersenjata dan kelompok-kelompok teroris yang didukung al-Qaida.
Jabhar al-Nusra atau Front Nusra telah mencuat menjadi kekuatan yang paling efektif dikalangan satuan-satuan pemberontak untuk menggulingkan Assad.
Minggu lalu pemimpin Front Nusa Abu Mohammad al-Gonali menyatakan sumpah setia kepada pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, lewat sebuah pesan audio.
Dalam wawancara televisi itu, Assad juga mengecam keras Yordania, menuduh negara tetangganya di selatan itu mengijinkan “ribuan” gerilyawan masuk ke Suriah lewat perbatasannya.
Pejabat regional dan beberapa pakar militer baru-baru ini mengatakan pengiriman senjata kepada pejuang oposisi oleh pemerintahan negara-negara Arab telah meningkat tajam, dan bekerja sama dengan Amerika dengan harapan mempersiapkan pemberontak masuk ke Damaskus. Yordania membuka jalur baru bagi persenjataan itu tahun lalu.
Wawancara televisi Assad yang langka itu berlangsung selagi militernya berjuang untuk memukul mundur pemberontak di sebagian besar wilayah negara itu. Sebuah serangan roket leh militernya hari Rabu menewaskan sedikitnya 12 orang di sebuah desa di Suriah tengah.
Assad mengatakan, “Sama seperti ketika pihak Barat pada awalnya mendanai al-Qaeda di Afghanistan, dan kemudian menanggung akibatnya, sekarang pihak Barat mendukung al-Qaida di Suriah, Libya. dan tempat-tempat lainnya, dan nanti akan menanggung akibatnya di “jantung” Eropa dan Amerika.”
Dalam cuplikan wawancara itu, Assad tidak mengemukakan bukti yang mendukung tuduhan bahwa Amerika kini mendukung kelompok teror internasional itu yang merobohkan World Trade Center di New York dan menghantam Pentagon 11 September 2001.
Berbagai kelompok ekstremis seperti Jabhat al-Nusra afiliasi al-Qaida kini memperoleh kemajuan dalam 2 tahun perang saudara di Suriah. Konflik yang diawali dengan demonstrasi damai menuntut reformasi kemudian berubah menjadi pemberontakan dan perang sebagai tanggapan atas penumpasan brutal oleh pihak militer terhadap demonstran. Menurut PBB, 70.000 orang lebih tewas.
Rejim Assad mengatakan, pemberontakan terhadap pemerintahnya adalah persekongkolan yang dilancarkan para ekstremis yang didukung pihak luar, dan mengatakan, kekerasan itu dilakukan “geng-geng bersenjata dan kelompok-kelompok teroris yang didukung al-Qaida.
Jabhar al-Nusra atau Front Nusra telah mencuat menjadi kekuatan yang paling efektif dikalangan satuan-satuan pemberontak untuk menggulingkan Assad.
Minggu lalu pemimpin Front Nusa Abu Mohammad al-Gonali menyatakan sumpah setia kepada pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, lewat sebuah pesan audio.
Dalam wawancara televisi itu, Assad juga mengecam keras Yordania, menuduh negara tetangganya di selatan itu mengijinkan “ribuan” gerilyawan masuk ke Suriah lewat perbatasannya.
Pejabat regional dan beberapa pakar militer baru-baru ini mengatakan pengiriman senjata kepada pejuang oposisi oleh pemerintahan negara-negara Arab telah meningkat tajam, dan bekerja sama dengan Amerika dengan harapan mempersiapkan pemberontak masuk ke Damaskus. Yordania membuka jalur baru bagi persenjataan itu tahun lalu.
Wawancara televisi Assad yang langka itu berlangsung selagi militernya berjuang untuk memukul mundur pemberontak di sebagian besar wilayah negara itu. Sebuah serangan roket leh militernya hari Rabu menewaskan sedikitnya 12 orang di sebuah desa di Suriah tengah.