Tautan-tautan Akses

Presiden Belarus: Perubahan Kebijakan Nuklir Rusia Terlambat 


Presiden Belarus Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan Dewan Ekonomi Eurasia di Moskow, Rusia, pada 8 Mei 2024. (Foto: Evgenia Novozhenina/Pool via AP, File)
Presiden Belarus Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan Dewan Ekonomi Eurasia di Moskow, Rusia, pada 8 Mei 2024. (Foto: Evgenia Novozhenina/Pool via AP, File)

Perubahan yang diumumkan Rusia terhadap kebijakan senjata nuklirnya sudah lama tertunda dan mungkin akan “menurunkan semangat” musuh-musuh Baratnya, kata pemimpin Belarus Alexander Lukashenko dalam sebuah wawancara yang dirilis pada Minggu (13/10).

Lukashenko, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, mengatakan “mereka yang mudah naik pitam” di Barat telah mendengar sinyal nuklir yang dikirim oleh Moskow, bahkan sebelum pemimpin Kremlin mengumumkan perubahan tersebut bulan lalu.

Putin mengatakan pada 25 September, bahwa Rusia memperluas daftar skenario yang dapat mendorongnya untuk mempertimbangkan peluncuran senjata nuklir, termasuk jika Rusia memiliki informasi yang dapat diandalkan tentang serangan lintas batas besar-besaran terhadap mereka yang melibatkan pesawat, rudal, atau drone. Dia mengatakan, Moskow akan menganggap setiap serangan terhadapnya, yang didukung oleh kekuatan nuklir, sebagai serangan bersama.

Pengumuman tersebut merupakan jawaban Kremlin terhadap pertimbangan Amerika Serikat dan Inggris, tentang apakah akan memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan rudal konvensional jarak jauh yang dipasok Barat untuk menyerang target jauh di dalam Rusia.

“Doktrin ini seharusnya sudah diperbarui sejak lama,” kata Lukashenko, yang tahun lalu setuju dengan Putin mengenai penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus.

Dia mengatakan kepada seorang reporter televisi Rusia, bahwa rudal-rudal Barat “sudah akan mengebom kita, terutama Rusia” jika Barat tidak memperhatikan sinyal-sinyal nuklir Putin sebelumnya.

Namun perubahan doktrin nuklir “mungkin menurunkan semangat mereka”, tambahnya.

Ukraina menuduh Rusia melakukan pemerasan menggunakan nuklir dan presidennya, Volodymyr Zelenskyy, telah mendesak Barat untuk mengabaikan “garis merah” dari Putin.

Moskow menyebut peringatannya itu nyata, dan Putin mengatakan AS dan sekutu-sekutunya akan memerangi Rusia secara langsung, jika mereka memberi lampu hijau bagi Kyiv untuk menembakkan rudal ATACMS AS dan rudal Storm Shadow Inggris, jauh ke dalam wilayah Rusia. [ns/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG