"Ini tidak akan membawa stabilitas politik. Mengapa menciptakan politik yang tidak stabil? Karena itu melanggar dasar demokrasi," kata Presiden Brazil Dilma Rousseff hari Selasa (19/4).
Dilma Rousseff juga mengatakan kemungkinan pemakzulannya adalah seksis (diskriminasi gender), dengan mengutip panggung politik di Brazil didominasi para laki-laki.
"Tampaknya, tercampur dalam semua ini, banyak sekali prasangka diskriminasi terhadap perempuan," katanya dalam konferensi pers di Brasilia. "Ada sikap-sikap yang diarahkan kepada saya namun tidak akan terjadi jika presidennya laki-laki."
Meskipun pemilih perempuan lebih banyak dibanding laki-laki di Brazil, kira-kira 10 persen dari 513 wakil rakyat di Majelis Rendah adalah perempuan.
Majelis Rendah mendukung langkah pemakzulan hari Minggu. Majelis Tinggi diperkirakan akan memberi suara untuk masalah ini awal bulan Mei. kemenangan mayoritas kecil oleh oposisi akan membekukan jabatan Dilma dan persidangannya oleh Majelis Tinggi bisa berlangsung hingga enam bulan. Jika terbukti bersalah, Dilma Rousseff akan menjadi pemimpin Brazil pertama yang dimakzulkan dalam lebih dari 20 tahun.
Oposisi terhadap Rousseff telah meningkat dalam beberapa bulan belakangan, dengan tuduhan secara ilegal menutup-nutupi defisit anggaran pemerintah pada tahun 2014 untuk meningkatkan peluangnya untuk terpilih kembali. Dilma Rousseff membantah tuduhan itu.
Wacana kemungkinan pemakzulan Dilma Rousseff telah mendominasi media-media Brazil sementara negara itu berusaha membangun kembali ekonomi dari resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa, pejuangan melawan epidemi virus Zika, dan persiapan Olimpiade 2016 yang akan diselenggarakan di Rio dalam waktu kurang dari empat bulan. [zb/al]