Presiden Brazil, Michel Temer menolak untuk turun, meski menghadapi kemungkinan tuduhan korupsi dan popularitas kesetujuan padanya hanya pada angka 1 digit.
"Tidak ada yang akan menghancurkan kita, tidak saya, dan tidak para menteri kita," kata Temer pada sebuah acara penandatanganan RUU hari Senin (26/6), dan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak memiliki "rencana B."
Jajak pendapat baru memberi kesetujuan pada Temer sangat rendah hanya 7%. Rakyat Brazil menentang keras usulan pemotongan besar pensiun dan reformasi lainnya, dalam upayanya menyelamatkan Brazil dari risesi berat.
Jaksa Agung Brazil juga diperkirakan akan memutuskan Selasa apakah akan menuduh Temer melakukan korupsi, menerima suap, menghalangi hukum dan anggota organisasi kriminal.
Temer dicurigai menerima pembayaran dari seorang eksekutif pengemasan daging dan merencanakan untuk membayar seorang politisi di penjara karena korupsi, agar tetap diam.
Majelis rendah Brazil harus melakukan pemungutan suara apakah akan menskors Temer dan mengadilinya.
Temer mengambil alih jabatan Presiden tahun lalu, setelah mantan Presiden Dilma Rousseff dimakzulkan dan dihukum karena melanggar undang-undang anggaran. [ps/al]