Presiden Chile Gabriel Boric, pada hari Minggu (4/2), mengumumkan sedikitnya 64 orang meninggal akibat kebakaran yang melanda wilayah Valparaiso di Chile sejak hari Jumat (2/2).
Boric mengunjungi daerah bencana tersebut dan menetapkan dua hari berkabung resmi yang dimulai pada hari Senin (5/2).
Angka ini "akan bertambah secara signifikan," kata Boric merujuk pada jumlah korban tewas, seraya menyebut insiden itu sebagai tragedi terburuk di Chile yang menelan paling banyak korban jiwa sejak gempa bumi pada 27 Februari 2010.
Ia mengatakan di daerah Quilpué saja, tempat ia berbicara, ada lebih dari 1.300 rumah yang hancur. Sehari sebelumnya Wakil Menteri Manuel Monsalve mengatakan jumlah rumah yang terkena dampak dari kebakaran melebihi 3.000 unit.
Boric mengunjungi wilayah tersebut pada hari Minggu untuk mengepalai komite darurat. Dia memberlakukan jam malam di wilayah Viña del Mar, Quilpué, Limache dan Villa Alemana, yang menjadi wilayah paling terdampak kebakaran. Kebijakan tersebut dibuat untuk memfasilitasi proses evakuasi.
Boric, yang mengumumkan status darurat pada Jumat lalu akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana kebakaran tersebut, di mana penetapan status tersebut membuat sumber daya yang dibutuhkan dapat datang dengan cepat, mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah untuk menyelamatkan nyawa warga dan mengendalikan titik api yang masih aktif.
Lebih dari 1.300 personel militer telah dikerahkan untuk melaksanakan berbagai tugas di daerah tersebut.
Pada hari Minggu, terdapat 34 titik api aktif di seluruh negeri dan 43 titik api yang berhasil dikendalikan. Sekitar 1.600 orang masih tinggal di tempat penampungan.
Menurut angka awal untuk musim kebakaran, hingga hari Minggu jumlah lahan yang terbakar di Chile telah mencapai 43.000. Pada hari Jumat lalu saja jumlah lahan yang terbakar mencapai 31.000 hektar. [em/jm/rs]
Forum