Taiwan hari Selasa (3/11) mengumumkan, Presiden Ma Ying-jeou akan melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden China Xi Jiangping hari Sabtu - pertemuan pertama antara pemimpin Taiwan dan China sejak tahun 1949.
Juru bicara Ma mengatakan pertemuan itu akan berlangsung di Singapura dan tidak ada kesepakatan akan ditandatangani. Tetapi, ia menambahkan, kedua presiden akan "memperkuat hubungan Taiwan dan China serta menjaga status quo di Selat Taiwan." Pejabat-pejabat China kemudian mengukuhkan pertemuan itu.
Di Washington, juru bicara Gedung Putih John Earnest kepada wartawan mengatakan, "kepentingan fundamental Amerika adalah hubungan lintas-selat yang stabil dan damai. Dan Amerika tetap berkomitmen atas kebijakan satu China." Kebijakan itu mengakui pemerintahan tunggal China berpusat di Beijing. Tetapi Amerika diwajibkan hukum untuk membantu Taiwan jika China menggunakan kekuatan guna mencegah pulau itu secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan.
Nasionalis China dipimpin Chiang Kai-shek lari ke Taiwan tahun 1949 setelah dikalahkan komunis Mao Zedong.
Kedua pemerintah mengadakan pembicaraan tingkat rendah dan menandatangani beberapa kesepakatan perdagangan sejak tahun 2008, tetapi China selalu bertekad akan merebut kembali Taiwan jika menyatakan kemerdekaannya. [ka]