Presiden Haiti Jovenel Moise, Selasa (15/10), mengatakan tidak akan bertanggung jawab bagi dirinya untuk mengundurkan diri di tengah kerusuhan di negara itu, yang sudah lima minggu diguncang demonstrasi dan aksi kekerasan yang melumpuhkan perekonomian dan membuat sekolah-sekolah tutup.
Dalam konferensi pers yang mengejutkan di Istana Nasional, Moise mengatakan ia dipilih secara konstitusional dan hanya akan melepaskan kekuasaan lewat proses hukum, seperti pemilu.
Pidato Moise diarahkan sebagian pada ribuan demonstran yang marah atas korupsi, inflasi yang telah mencapai hampir 20 persen dan berkurangnya barang-barang kebutuhan dasar, termasuk bensin. Mereka yang ikut menuntut pengunduran diri Moise adalah kelompok-kelompok bisnis, sejumlah pemimpin gereja dan organisasi-organisasi HAM.
Moise menggarisbawahi bahwa ia terbuka dengan perundingan apapun untuk mencapai resolusi damai, dengan mengatakan kelompok oposisi seharusnya setuju untuk berdialog dengan pemerintahnya guna menjawab masalah-masalah negara itu.
“Berapa lama pun waktu yang dibutuhkan, saya siap berdialog. Tidak perlu lagi ada peristiwa tahun 1986,” ujar Moise merujuk pada tahun ketika Presiden Jean Claude “Baby Doc” Duvalier melarikan diri dari Haiti akibat demonstrasi menentang rejimnya yang berlangsung berbulan-bulan. [em/pp]