Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengunjungi kota suci Qom untuk meminta para ulama, murid pesantren dan warga setempat untuk mendukung upaya-upayanya untuk membuat perjanjian dengan negara-negara berkuasa terkait program nuklir negaranya.
Iran sedang ada dalam negosiasi-negosiasi sensitif dengan AS, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman mengenai program nuklirnya. Negara-negara besar itu menduga Iran mungkin mencoba membangun kemampuan senjata nuklir, sesuatu yang telah berulangkali disangkal para pejabat Iran.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, otoritas agama dan politik tertinggi di Iran yang dianggap radikal oleh banyak pihak, telah memberikan dukungannya pada negosiasi-negosiasi tersebut, namun ia tetap tidak percaya akan niatan Barat dan telah menunjukkan keraguan bahwa hasilnya akan menguntungkan Iran.
Para ulama senior Qom, pusat otoritas agama di Republik Islam tersebut, telah lama memegang peran penting dalam politik Iran, membentuk opini publik dan memobilisasi penduduk, dan beberapa tokoh radikal di antara mereka masih perlu diyakinkan.
Pidato Rouhani, dalam kunjungannya ke Qom Rabu lalu, dapat menjadi upaya untuk meredam kecaman sebelum tenggat aturan persetujuan itu berakhir akhir Maret. Putaran berikutnya diharapkan akan dimulai 2 Maret di Jenewa.