Presiden Iran hari Kamis (29/8) memerintahkan penyelidikan atas kematian seorang pria yang dalam tahanan, setelah para aktivis menuduh pria itu disiksa sampai mati oleh polisi di bagian utara Iran. Kematian terbaru itu menarik perhatian nasional negara itu.
Perintah penyelidikan datang dari Presiden reformis Masoud Pezeshkian, yang terpilih bulan lalu dengan janji kampanyenya menghentikan kematian dalam tahanan seperti itu.
Pada tahun 2022, kematian Mahsa Amini dalam tahanan yang ditangkap oleh polisi moral karena diduga tidak memakai jilbabnya dengan benar, memicu protes nasional.
Dalam kasus terakhir ini, lima polisi telah ditahan sementara penyelidikan berlangsung.
Para aktivis mengenali orang yang tewas itu sebagai Mohammad Mir Mousavi, 36 tahun, dari kota Lahijan di provinsi Gilan, dekat Laut Kaspia. Mereka mengatakan, Mousavi ditangkap hari Sabtu menyusul perkelahian jalanan dan kemudian meninggal pada hari Selasa.
Polisi dan pemerintah hanya memberi sedikit rincian, mengapa pihak berwenang menyelidiki kematian Mousavi. Namun, kelompok hak asasi manusia Hengaw melaporkan, Mousavi ditahan di stasiun polisi di kota tetangga Langarud. Di sana, mereka menduga, kondisi Mousavi sangat parah akibat dipukuli dan menderita pendarahan."
Mereka menerbitkan video buram yang menggambarkan punggung Mousavi setelah kematiannya, berlumuran darah dan penuh luka. Mereka menduga ia dibunuh dalam keadaan kaki dan tanganterikat.
Mousavi "dibunuh akibat penyiksaan di pusat penahanan Unit Khusus Pasukan Penegak Hukum Republik Islam Iran setelah ditangkap,” kata Hengaw.
“Keluarga pria itu ditekan oleh badan keamanan Iran untuk tidak menyebarkan berita kekejaman ini,” imbuhnya. [ps/ab]
Forum