Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kerangka kerja perjanjian yang dicapai dengan negara-negara adidaya akan melindungi hak-hak nuklir Iran dan mencabut sanksi-sanksi internasional yang selama ini diberlakukan.
Dalam pidato Jumat (3/4) yang disampaikan melalui televisi, Presiden Rouhani mengatakan perjanjian itu merupakan pengakuan bahwa Iran berhak memperkaya uranium di wilayahnya sendiri dan menambahkan negara itu hanya akan menggunakan tenaga nuklir untuk tujuan-tujuan damai.
“Program pengayaan uranium dan seluruh teknologi nuklir kita secara khusus ditujukan bagi pembangunan Iran. Pengayaan dan teknologi ini tidak akan digunakan terhadap negara apapun, tidak terhadap negara-negara di kawasan ini atau pun negara-negara lain di dunia," ujarnya.
Tetapi tidak seperti kegembiraan yang ditunjukkan para perunding tinggi Iran setelah tercapainya perjanjian pendahuluan itu, Kamis, enam negara dunia masih belum menyambut dengan antusias perjanjian itu sebagai keputusan penting untuk mencapai perjanjian final di masa depan.
“Posisi kita selalu ditujukan untuk mencapai perjanjian, yaitu perjanjian yang kuat dan bisa diuji. Itulah syarat-syarat utama yang selalu kita gunakan ketika berunding dengan Presiden Republik Islam Iran, Perjanjian Ini langkah yang sangat penting tetapi belum sepenuhnya selesai dan baru akan berakhir pada Juni nanti," ujar Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius.
Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama akan membahas kerangka kerja perjanjian itu dengan empat pemimpin Kongres karena sebagian anggota faksi Republik yang mengecam perjanjian itu telah mengancam akan memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Iran.