Presiden Iran hari Minggu (14/10) meremehkan sanksi-sanksi Amerika yang menarget sektor minyak dan gas yang merupakan bagian vital negara itu, yang akan diberlakukan bulan depan.
Berbicara di Universitas Teheran untuk menandai dimulainya tahun akademik baru, Hassan Rouhani mengatakan sanksi yang akan diberlakukan 4 November nanti “tidak akan menimbulkan dampak” tetapi “Amerika sudah melakukan apapun yang ingin dilakukannya.”
Pemerintahan Trump telah memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran begitu keluar dari perjanjian nuklir yang disepakati bersama lima negara lain tahun 2015 lalu. Amerika menarik diri dari perjanjian itu pada Mei lalu. Beberapa bulan terakhir ini Iran telah bergulat kembali dengan krisis ekonomi, dimana nilai tukar mata uangnya anjlok ke tingkat terendah dalam sejarah dan aksi demonstrasi kian meluas.
Amerika mengatakan akan menekan negara-negara lain untuk menghentikan impor minyak Iran, yang akan memotong sumber utama pendapatan negara itu.
Rouhani mengatakan pemerintah Amerika saat ini adalah “yang paling bermusuhan terhadap Iran” tetapi “negara ini akan mengatasi sanksi-sanksi itu dengan persatuan dan integritas.” Ditambahkannya, pemerintahnya telah mengalokasikan sekitar 15 miliar dolar dalam tahun fiskal saat ini – yang berakhir Maret 2019 – untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.
Rouhani mengatakan sanksi-sanksi Amerika itu dimaksudkan untuk “mengganti rejim.” Namun pemerintah Trump berkeras tujuan pemberlakukan kembali sanksi itu bukan untuk menggulingkan pemerintah Iran, tetapi sebagai tekanan agar negara itu mengubah kebijakannya, termasuk pengembangan rudal balistik dan dukungan pada kelompok-kelompok militan di kawasan itu. [em]